Ribuan Demonstran Padati Jalanan Moskow

Tentara Rusia berparade di Lapangan Merah, Moskow
Sumber :
  • Reuters/Alexander Natruskin

VIVAnews – Ribuan demonstran memenuhi jalanan Moskow. Mereka menuntut berakhirnya pemerintahan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin yang telah 12 tahun berkuasa.

Tuntutan agar Putin mundur semakin menguat setelah hasil pemilu majelis rendah Rusia, Duma, membuat partai Putin, United Russia, kehilangan banyak kursi di Duma. Pemilihan anggota parlemen Rusia itu sendiri dikritik berlangsung tidak adil oleh lembaga-lembaga pengawas pemilu Eropa.

Seperti dilansir Reuters, Selasa 6 Desember 2011 ini, polisi menahan 300 orang di Moskow. Di Ibukota Rusia ini, polisi berhadapan dengan 3.000-5.000 demonstran yang meneriakkan yel-yel “Revolusi!” dan “Rusia tanpa Putin.”

Bagi Mardani Ali Sera, PKS Harus Oposisi: Kita Beda dengan 02, Landasan Berpikir dan Asumsinya

Tak diragukan, ini adalah salah satu demonstrasi oposisi terbesar di Moskow tahun-tahun bekalangan ini. Dalam aksi massa itu, polisi berkelahi dengan sejumlah demonstran dan membentuk barisan untuk menghadang mereka bergerak menuju Kremlin, Kantor Presiden Rusia.

Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia mengatakan, Partai United Russia yang saat ini berkuasa hanya meloloskan 238 anggota parlemen dari total 450 anggota Duma. Ini adalah kemerosotan tajam setelah pada pemilu sebelumnya, partai ini berhasil menempatkan 315 anggotanya di majelis rendah Duma.

Hasil pemilu kali ini adalah yang terburuk bagi Putin selama 12 tahun berkuasa, sekaligus menunjukkan meningkatnya kekhawatiran publik atas dominasi Putin di perpolitikan Rusia setelah ia mengumumkan rencananya untuk kembali ke kursi kepresidenan pada Pemilu Presiden Maret 2012 mendatang.

Terlepas dari kritik yang dilontarkan dari lembaga-lembaga pengawas pemilu Eropa, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa pemilu parlemen Minggu kemarin berjalan “adil, jujur, dan demokratis.” Apapun, kritik soal dugaan manipulasi dalam pemilu itu tak terbendung.

Kritik Gorbachev

Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev bahkan membandingkan United Russia dengan Partai Komunis Soviet. Ia menganjurkan Putin untuk tidak kembali ke kursi presiden, dan mengatakan pemilu kali ini “bukanlah yang paling jujur yang pernah berlangsung.”

“Kami tidak memiliki demokrasi yang seutuhnya, dan tidak akan pernah memilikinya apabila pemerintah takut pada rakyat mereka sendiri, dan takut untuk mengatakan apapun secara terbuka,” ujar Gocbachev kepada Radio Ekho Moskvy.

Putin sendiri membela performa partainya pada pemilu kali ini. Ia menyatakan, mayoritas sederhana di parlemen pun cukup untuk meloloskan berbagai legislasi. Ia juga menegaskan, kursi yang diperoleh United Russia cukup untuk memelihara stabilitas di Rusia.

“United Russia telah menjadi bagian signifikan dari pondasi stabilitas politik kita pada tahun-tahun belakangan ini. Jadi, kesuksesannya pada pemilu ini tidak hanya penting untuk pemerintahan, tapi juga untuk seluruh negeri,” kata Putin.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024

Yandri Klaim Seluruh DPW dan DPD PAN Ingin Zulhas Kembali Ketua Umum

Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengklaim bahwa seluruh DPW dan DPD PAN seluruh Indonesia meminta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali memimpin PAN. Hal itu di

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024