- iran.usembassy.gov
VIVAnews - Selang 30 tahun sejak penutupan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran, pemerintahan Barack Obama merasa perlu membuka kembali perwakilannya untuk mendekatkan diri dengan rakyat Iran. Untuk itu, AS membuka kedutaan besar di dunia maya alias kedubes virtual.
Dilansir dari laman The Telegraph, Selasa 6 Desember 2011, kedutaan yang beralamatkan iran.usembassy.gov ini menggunakan dua bahasa, Inggris dan Parsi. Dalam situs tersebut, terdapat video yang menampilkan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, memaparkan mengapa AS memilih kedubes virtual ketimbang membangunnya di Teheran.
Clinton mengatakan, situs tersebut berfungsi untuk menyambung kembali dialog antara AS dengan warga Iran yang terputus sejak tahun 1979. "Karena AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik, kami kehilangan kesempatan penting untuk berdialog dengan kalian, rakyat Iran. Ini akan menjadi moda kita dalam berkomunikasi secara terbuka dan tanpa rasa takut mengenai kebijakan, budaya, dan rakyat Amerika," kata Clinton.
Kendati disebut sebagai "kedutaan besar", namun Kementerian Luar Negeri dalam situs tersebut mengatakan bahwa laman itu bukanlah misi diplomatik yang resmi, maupun perwakilan AS untuk Iran.
Ini adalah cara kedua AS dalam mendekati rakyat Iran. Sebelumnya awal tahun ini Kemlu AS membuat akun Twitter dan Facebook dengan bahasa parsi. Dengan akun tersebut, mereka berharap mendapatkan masukan atau timbal balik dari rakyat Iran.
Hubungan diplomatik antara AS dan Iran terputus pada tahun 1979 saat 52 warga AS disandera di Kedubes mereka di Teheran. Mereka ditahan selama 444 hari saat revolusi Iran sedang berlangsung.
Untuk memfasilitasi warga mereka di Iran, AS menumpang di Kedutaan Besar Swiss. Sementara itu, gedung Kedubes AS yang terkenal digunakan pemerintah Iran sebagai pusat latihan Garda Revolusi. Di temboknya ditulisi mural propaganda anti Amerika. (sj)