- Finbarr O'Reilly/Reuters
VIVAnews - Dua mantan menteri di Rwanda era 90an diganjar hukuman penjara seumur hidup oleh Mahkamah Kriminal Internasional, Kamis 22 Desember 2011. Mereka dinyatakan bersalah atas tuduhan genosida, pembantaian, pemerkosaan, pembunuhan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dilansir dari CNN, mantan Menteri Dalam Negeri Edouard Karemera dan mantan Menteri Keadilan Matthieu Ngirumpatse juga terbukti mengorganisir geng kriminal yang merekrut militan serta pasukan untuk membantai suku Tutsi dan Hutu moderat.
Ngirumpatse adalah bekas Ketua Partai Pergerakan Revolusi Nasional untuk Pembangunan dan Karemera adalah wakilnya ketika pembantaian berlangsung. Keduanya terbukti menyetujui pengiriman senjata kepada kelompok militan Interahamwe yang kemudian digunakan untuk membantai seluruh suku Tutsi dan Hutu, termasuk wanita dan anak-anak.
Sebelumnya Juni lalu, mantan Menteri Urusan Wanita Rwanda, Pauline Nyiramasuhuko, juga divonis penjara seumur hidup atas perannya pada genosida 1994. Dilansir dari BBC, Nyiramasuhuko terbukti bersalah telah memerintahkan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap wanita-wanita Tutsi.
Dia divonis bersama dengan putranya dan empat pejabat lainnya, setelah menjalani 10 tahun pengadilan.
Pembantaian Tutsi bermula saat terjadi insiden jatuhnya pesawat presiden Rwanda yang berasal dari kaum Hutu pada 6 April 1994. Para ekstremis Hutu dari kalangan elit politik menyalahkan kaum Tutsi atas insiden tersebut. Tutsi juga disebut-sebut membawa sial dan membuat permasalahan di Rwanda.
Dilaporkan 800 ribu orang tewas dalam pembantaian tersebut. Mayat-mayat mereka dibuang di jalan atau dihanyutkan di sungai. Sekitar 200 ribu orang terlibat dalam salah satu kejahatan kemanusiaan terparah dalam sejarah ini. (eh)
Drama Pernikahan Ria Ricis: Terbongkar Alasan Ibunda Teuku Ryan Sempat Tak Beri Restu
Ternyata ibunda Teuku Ryan sempat tidak merestui putranya untuk menikahi Ria Ricis, kenapa?
