- Reuters/Landov
VIVAnews - Rakyat Korea punya cara sendiri dalam melestarikan budaya tradisional, salah satunya dengan memasukkan kaligrafi sebagai kurikulum pendidikan. Dengan demikian, pamor seni tradisional di Korea tak kalah terang dengan budaya K-Pop Korea yang saat ini sedang mewabah.
"Setiap anak di Korea harus mengenal budaya tradisional Korea sehingga tetap lestari dan tak hilang dimakan zaman. Caranya, dengan memasukkan budaya tradisional ke kurikulum pendidikan," kata seniman kaligrafi Korea, Injae Shon In Sik, ditemui usai pembukaan pameran kaligrafinya di Jakarta, Kamis 22 Desember 2011.
Hal ini diaminkan seorang penunjung pameran, Kim, yang sudah beberapa tahun menetap di Jakarta. Kim, yang istrinya berguru pada Injae Shon, berkata bahwa setiap anak Korea sudah dikenalkan dengan pelajaran menulis kaligrafi sejak tingkat SD hingga beberapa jenjang pendidikan berikutnya.
Disinggung mengenai wabah K-Pop sebagai budaya Korea yang sekarang sedang digandrungi banyak orang, Kim mengutarakan sedikit keprihatinannya. "Budaya Korea tidak sebatas K-Pop saja, karena sebenarnya banyak sekali hal menarik yang bisa digali dan didalami lagi dari budaya tradisional kami," kata Kim.
"Jika ada orang bilang mereka suka budaya Korea padahal yang dimaksud K-Pop saja, hal itu patut disayangkan," lanjutnya lagi.
Namun, ia tak menampik bahwa dalam budaya populer Korea yang kini mewabah terutama di kalangan anak muda, beberapa nilai budaya Korea juga turut disisipkan dengan bagus. Hal ini, lanjutnya, bisa menggugah rasa penasaran orang untuk lebih mengenal seperti apa budaya Korea sebenarnya. Dengan demikian, budaya Korea bisa lebih mendunia. (eh)
Ford Fiesta Nekat Tembus Jalur Bromo, Berujung Tersangkut di Rawa
Sebuah video menunjukkan pengendara mobil Ford Fiesta memaksakan diri untuk melewati jalur kawasan Bromo. Namun, berakhir nahas.
