- REUTERS/Kim Kyung-Hoon
VIVAnews - Dua kelompok delegasi penyampai duka cita dari Korea Selatan telah sampai di Korea Utara pada Senin 26 Desember 2011. Kedatangan mereka diharapkan dapat membantu meningkatkan hubungan kedua negara.
Seperti diberitakan oleh kantor berita Yonhap, kedua delegasi ini dipimpin oleh istri mantan Presiden Kim Dae-jung, Lee Hee-ho, dan Direktur Utama Hyundai, Hyun Jeong-eun. Kelompok yang masing-masing terdiri dari 17 anggota ini masuk ke Pyongyang melalui kota Kaesong di perbatasan sebelah barat.
Kedua wanita ini dipilih karena sebelumnya Korut pernah mengirimkan delegasi penyampai ucapan belasungkawa saat meninggalnya Presiden Kim Dae-jung dan direktur Hyundai Chung Mong-hun. Kedua delegasi rencananya akan makan siang dengan para pejabat Korut.
Mereka berdua akan pulang besok, sehari sebelum pemakaman Kim Jong-il. Dalam pemakaman tersebut, tidak diperbolehkan adanya delegasi maupun diplomat asing yang hadir. Ditanya kemungkinan apakah akan bertemu dengan Kim Jong-un, penerus kepemimpinan Kim Jong-il, Lee He-hoo, mengatakan tidak berharap banyak.
"Saya harap perjalanan kami ke Korut akan membantu meningkatkan hubungan antara kedua negara," kata wanita berusia 90 tahun ini dalam pernyataannya.
Jika akhirnya mereka bertemu dengan Jong-un, maka dua wanita ini akan menjadi warga Korsel pertama yang ditemuinya.
Korsel hanya memperbolehkan dua wanita ini menyeberang Korut, sementara warga sipil lainnya dilarang. Berbagai perusahaan swasta dan rakyat Korsel hanya boleh menyampaikan lewat pesan, tanpa perlu berkunjung. Padahal, Korut telah membuka pintunya bagi warga sipil Korsel yang ingin datang.
Larangan ini membuat Korut tersinggung dan mengatakan bahwa Korsel tidak menghargai martabat Korut sebagai negara yang berdaulat. Sebelumnya saat kematian pemimpin Korut terdahulu, Kim Il-sung, tidak ada ucapan belasungkawa sama sekali ataupun pengiriman delegasi dari Korsel.
Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebagai Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD.
