- patrick.verdier.free.fr
VIVAnews - Pemerintah Maladewa membatalkan larangan berkunjung ke spa serta mengizinkan penjualan minuman beralkohol serta daging babi. Selain untuk mendukung pariwisata, hal ini dilakukan untuk membentuk citra Maladewa sebagai negara Islam toleran yang tidak dikuasai ekstrimis.
"Untuk mengatur kendali mutu pariwisata, pemerintah harus benar-benar memperhatikan isu ini dan memastikan semua orang bisa berkunjung ke Maladewa," kata Presiden Maladewa Mohammed Nasheed, seperti diberitakan CNN, Rabu 4 Januari 2012.
Minggu lalu, Kementerian Pariwisata mengeluarkan larangan berkunjung ke spa atau panti pijat atas desakan partai oposisi Islam. Oposisi, yang disebut Nasheed sebagai ekstremis, pada Desember tahun lalu juga melakukan demonstrasi menuntut penutupan tempat-tempat pijat di Maladewa.
Larangan ini sontak menuai protes, terutama dari kalangan pemilik hotel-hotel besar di negara kepulauan ini. Sebagian besar dari mereka memilih untuk tidak mematuhi larangan itu dengan apa yang mereka sebut 'mengombinasikan tindakan hukum dan ketidakpatuhan masyarakat'.
"Setelah larangan dicabut, kelompok mayoritas yang selama ini diam, bangkit dan ingin menepis protes kaum ekstremis. Mereka memang tidak sejalan dengan mayoritas rakyat negara ini," tutur Nasheed, presiden pertama Maladewa yang dipilih secara demokratis dan dikenal liberal.
Selama ini Nasheed dikenal gigih membawa Maladewa menjadi negara Islam yang toleran, bukan yang kaku seperti yang dipraktekkan selama ratusan tahun di negara berpenduduk mayoritas Muslim ini.
Negara kepulauan Maladewa terkenal akan keindahan pantainya dengan 1.200 karang cantik. Pariwisata menjadi sektor utama pemasok devisa. Tahun lalu, 800.000 turis datang ke negara ini. Penerapan hukum Islam yang ketat dikhawatirkan membuat wisatawan takut berkunjung. (eh)
AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?
AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia
