- inmagine
VIVAnews - Memberikan nama pada anak adalah hak setiap orang tua. Tapi, apa jadinya jika pemberian nama pada anak diatur oleh negara?
Selandia Baru, melalui Departemen Dalam Negeri baru saja merilis nama-nama yang dilarang selama dekade terakhir. Nama seperti Emperor, King, Bishop, Queen, Victoria, Messiah, V8, 89, dan Anal termasuk ke dalam daftar nama yang dilarang oleh pemerintah.
Selain itu, negeri tersebut juga punya aturan ketat seputar penamaan anak. Menurut aturan, nama bukanlah sebuah objek yang dapat memiliki gelar seperti raja atau pangeran. Selain itu, pemilihan nama pun tidak boleh menyinggung masyarakat umum dan tidak boleh lebih dari 100 karakter.
Ross McPherson, deputi pendaftar umum pada Departemen Dalam Negeri mengatakan bahwa tidak ada yang spesifik dalam pelarangan penggunaan nama. "Secara umum, masyarakat dapat mendaftarkan nama apapun yang mereka suka untuk anak mereka. Namun, ada aturan yang berlaku," kata McPherson, dikutip dari The Stir, 7 Januari 2012
McPherson menambahkan, sebuah nama akan ditolak, jika nama tersebut tidak wajar, atau meyerupai gelar dan sangat panjang. "Jadi, masyarakat tidak bisa mendaftarkan nama anak mereka tanpa pembenaran aturan yang memadai," ucapnya.
Meski begitu, beberapa orang tua nampaknya tidak peduli dengan aturan yang berlaku di negara mereka. Bahkan, mereka dengan licik merancang sebuah typo untuk mengelabui aturan tersebut. Karena pada tahun lalu, terhitung 84 bayi terdaftar dengan nama Nevaeh, atau 'heaven' yang dieja dengan cara terbalik.
Saking banyaknya yang menggunakan nama tersebut, Neveah pun menjadi nama anak perempuan paling populer ke 45 di negara itu.
Aturan pelarangan pemberian nama yang tidak biasa pada anak ini sempat menjadi headline di beberapa media massa setelah hakim memaksa anak berusia sembilan tahun mengganti namanya dari Talula Does the Hula From Hawaii ke nama lain. Hakim Rob Murfitt, hakim tersebut juga telah memblokir nama lain seperti Sex Fruit, Keenan Got Lucy dan Yeah Detroit. (umi)
Bursa Saham Asia Kompak Anjlok Imbas Ekskalasi Konflik Iran-Israel, BEI Buka Suara
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku regulator bursa saham di Tanah Air mengakui bahwa eskalasi konflik antara Iran dan Israel telah membuat bursa saham melemah hari ini.
