- Reuters/Loay Abu Haykel
VIVAnews - Israel mendakwa lima pemukim Yahudi yang diduga sebagai dalang kerusuhan di sebuah pangkalan militer di Tepi Barat, pada 13 Desember 2011 lalu. Dikutip dari laman Reuters, Minggu, 8 Januari 2012, kelimanya diduga melakukan hal itu sebagai upaya menggagalkan rencana pembongkaran pemukiman ilegal di wilayah yang diduduki Palestina.
Hal ini terungkap dalam dokumen dakwaan yang menyebutkan, para pelaku yang ditangkap tak lama setelah kerusuhan berusaha menggagalkan penggusuran pemukiman yang tidak sah. Hal tersebut tercantum dalam tujuh dakwaan, termasuk persengkongkolan untuk mendalangi kerusuhan, memasuki pangkalan militer secara ilegal dan melacak gerakan tentara di Tepi Barat.
"Selama periode panjang ini mereka merencanakan cara untuk menggagalkan evakuasi pos-pos di Samaria (Tepi Barat bagian utara)," kata Kementerian Kehakiman Israel.
Jaksa menuduh kelima tersangka telah mengorganisir puluhan aktivis masuk ke pangkalan militer, merusak properti dan melemparkan batu ke kendaraan militer, serta melukai seorang perwira senior. Dalam dokumen juga disebutkan bahwa kelima pemukim Yahudi itu memiliki dokumen rahasia militer dan telah menerima informasi dari tentara Israel tentang rencana penggusuran.
Adi Keidar, pengacara untuk tiga tersangka, mengatakan, kliennya diancam maksimum lima tahun penjara.