- REUTERS/Alex Domanski
VIVAnews - Kelangsungan hidup sejumlah spesies khas Indonesia yang masuk daftar spesies langka PBB (IUCN), seperti Harimau Sumatra, Orangutan, Badak Jawa dan Gajah Jawa, terancam akibat semakin rusaknya habitat alami mereka. Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati harus bertindak untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih jauh.
"Supaya dapat menyelamatkan habitat alam spesies langka di Indonesia, harus ada kerjasama yang baik antara swasta dan pemerintah," kata mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William S. Cohen, dalam sebuah simposium lingkungan di Jakarta, Selasa 10 Januari 2012.
Kerjasama ini penting, karena masing-masing sektor memiliki peranan penting yang bisa disinergikan. Sektor pemerintah misalnya, memiliki peran lebih dalam hal regulasi, sementara sektor swasta lebih kuat dalam pendanaan.
Kedua peranan ini dapat disinergikan bersama dengan organisasi non pemerintah yang berperan sebagai corong masyarakat untuk mendukung kebijakan lingkungan. Namun, menurut Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan, kerjasama ini tak akan ada artinya bila masyarakat tidak kooperatif.
"Di Jakarta misalnya, kendala terbesar bukanlah kemacetan, tapi kebersihan lingkungan. Saya tak yakin sekarang masih ada burung yang bisa berkicau bebas, karena selain habitatnya tak ada, udaranya juga sangat kotor," kata Pitsuwan.
Jika kesadaran akan perlindungan lingkungan telah ditanamkan dari skala terkecil, Pitsuwan meyakini usaha perlindungan lingkungan dalam skala yang lebih besar akan lebih mudah dijalankan.
"Memang ada pula faktor bencana alam yang merusak lingkungan, namun kerusakan akibat tangan manusia adalah penyebab terbesar kerusakan alam," tambahnya. (eh)
Piala Asia U-23 Pakai Head to Head atau Selisih Gol? Ini Syarat Timnas Indonesia ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-23 selangkah lagi bakal menciptakan sejarah lolos ke perempat final Piala Asia U 23 2024. Garuda Muda bakal melakoni penentu melawan Timnas Yordania.
