Kuba Mulai "Privatisasi" Warung Makan

Lourdes Mulet, manajer kafetaria Real St No 1 di Holguin, Kuba
Sumber :
  • REUTERS/Marc Frank

VIVAnews - Untuk pertama kali sejak 1960-an, Kuba membuka masuknya manajemen pribadi menjalankan kafe dan warung makan yang sebelumnya dijalankan negara. Kafe dan warung itu tetap milik negara, namun manajemen sekarang dilakukan sendiri oleh mereka yang dulu bekerja di sana.

Program yang digulirkan Presiden Raul Castro ini adalah sebuah eksperimen yang sudah berjalan di Provinsi Holguin, di mana pemerintah menyewakan kepada karyawan lebih dari 200 kafetaria kecil tahun ini. Eksperimen ini diprediksi akan meningkatkan kualitas layanan sehingga saling menguntungkan bagi karyawan dan konsumen.

Di Holguin, restoran, kafetaria dan warung pribadi sudah mulai menggunakan nama menarik, menyediakan menu yang beragam dan dengan harga bersaing, jauh sekali dibandingkan warung milik negara yang hanya dikenal dengan nomor dan menu yang terbatas.

Kepala Badan Jasa Makanan Holguin, Osvaldo Santos Diaz, sebelumnya sudah menyatakan, penjualan makanan milik pemerintah akan turun di 2012 ini "karena 211 warung telah berubah manajemennya."

Media nasional Kuba sendiri tidak menceritakan program Holguin ini, karena eksperimen ini akan dilakukan skala nasional dalam waktu dekat. Presiden Raul Castro, yang menggantikan kakaknya Fidel di 2008, telah mentransformasikan jasa retail ke tangan pribadi sebagai upaya mereformasi ekonomi gaya Soviet negeri di selatan Amerika Serikat ini. Ribuan tempat pangkas rambut, salon kecantikan dan warung jasa milik negara lainnya seperti perbaikan sepatu, semir dan pertukangan telah diserahkan ke pekerjanya atas dasar sewa.

Dari Subsidi ke Pendapatan Pajak

Meski kehilangan penghasilan langsung dari penjualan, negara akan mendapatkan penghasilan dari pajak. Selain itu, pencurian logistik yang sering dilakukan pekerja atas porsi makanan juga akan hilang karena mereka memiliki hak atas barang itu.

"Saya kira kebijakan ini akan menghasilkan pemasukan lebih pada pekerja dan memberikan tawaran dan pelayanan lebih pada konsumen," kata Eusmar Gomez Rodriguez, manajer The Paraiso, sebuah kafetaria yang ikut menjalani program baru ini.

"Di bawah sistem baru ini, kami mampu memesan langsung dan menjual apa yang kami mau dan tawarkan lebih banyak daripada sebelumnya," kata Rodriguez seperti dilansir Reuters.

Di kafetaria "Real St. No. 1" di distrik Pueblo Nuevo, manajer Lourdes Mulet mengatakan belum ada kata final transformasi manajemen ini. Namun dia berharap kafetarianya menjadi salah satu yang kena perubahan itu.

"Saya kira, jika Anda bekerja keras, penghasilan akan meningkat, meski saya belum pasti karena ini baru," katanya. Di bawah sistem lama ini, Mulet hanya menghasilkan 250 peso per bulan atau sekitar US$10 per bulan. (eh)

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan
Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK, Anies-Muhaimin

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan

Anies Baswedan mengatakan ada peluang Prabowo Subianto mengundang dirinya untuk melakukan pertemuan usai putusan MK karena sebetulnya hanya lawan dalam pemilu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024