- Reuters/Yuriko Nakao
VIVAnews - Perdana Menteri Jepang mengganti lima menteri dalam perombakan kabinet pertamanya, empat bulan setelah menjabat. Selain karena dinilai bermasalah, penggantian lima menteri dilakukan untuk mendongkrak popularitas dan demi kebijakan baru yang akan diambil.
Seperti dilansir dari Telegraph, perombakan dilakukan oleh Perdana Menteri Yoshihiko Noda pada Jumat, 13 Januari 2012. Di antara menteri yang diganti adalah Menteri Pertahanan Yasuo Ichikawa yang pada bulan lalu dikecam parlemen terkait kasus perkosaan di Okinawa.
Ichikawa mengaku tidak mengetahui adanya kasus perkosaan gadis sekolah oleh tentara AS pada 1995 di Okinawa. Padahal, kasus itu menuai protes dari seluruh dunia. Menggantikan Ichikawa adalah Naoki Tanaka, politisi dari Partai Demokrat Jepang.
Menteri lainnya yang diganti adalah Menteri Urusan Konsumen, Kenji Yamaoka. Dia pernah dihujat karena membandingkan kejatuhan euro dengan tragedi tsunami di Jepang. Menteri Luar Negeri Jepang Katsuya Okada dipindahtugaskan menjadi Wakil Perdana Menteri Urusan Reformasi Perpajakan dan Keamanan Sosial.
Noda akan memainkan peranan vital dalam mengurai benang kusut antara pemerintah Jepang dengan parlemen Diet soal kenaikan pajak penjualan hingga lima persen pada 2015. Kenaikan pajak ini akan digunakan untuk dana kesejahteraan rakyat.
Kekhawatiran juga melanda Noda yang baru empat bulan menjabat. Pasalnya, sudah lima pendahulunya hanya menjabat tidak lebih dari satu tahun sejak 2006 silam.
Melalui reshuffle dan kenaikan dana kesejahteraan, Noda berharap dapat menaikkan popularitas pemerintahannya yang sudah menurun hingga 40 persen. Keterpurukan pemerintahan semakin diperparah dengan utang fiskal Jepang yang menumpuk. (umi)