- REUTERS/Kevin Lamarque
VIVAnews - Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan Raja Yordania, Abdullah, di Gedung Putih Washington pada Selasa, 17 Januari 2012. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membicarakan penyelesaian konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Dilansir dari CNN, kedua kepala negara sepakat untuk terus bekerja sama dalam menghidupkan kembali perundingan damai Timur Tengah yang dimotori oleh Kuartet (AS, Uni Eropa, PBB dan Rusia). Abdullah mengatakan tidak pernah kehilangan harapan akan terwujudnya perdamaian antara kedua negara.
Obama dalam pertemuan tersebut juga memuji langkah Yordania dalam memfasilitasi perundingan pertama Israel-Palestina yang sudah terhenti lebih dari setahun. Kendati tidak menghasil kesepakatan apapun, namun pertemuan di Amman awal bulan ini tersebut telah membuka jalan untuk perundingan berikutnya.
Selain itu, Obama juga mengapresiasi peran Abdullah di Yordania selama pergolakan Timur Tengah terjadi. Obama memuji Abdullah yang vokal dalam pergolakan di negara tetangga Suriah. Yordania juga merupakan anggota Liga Arab pertama yang menyerukan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk turun.
"Sayangnya, kita terus melihat kekerasan di negara tersebut (Suriah), dan kami akan terus berkonsultasi dengan Yordania untuk menciptakan tekanan internasional agar rezim Suriah dapat mundur sehingga proses demokrasi dalam berjalan," kata Obama.
Dalam pernyataannya, Abdullah menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan AS terhadap reformasi politik dan ekonomi di Yordania. Dengan bantuan dari AS, diharapkan Yordania dapat melalui tantangan politik dan ekonomi yang tengah terjadi saat ini.
"Seiring dengan reformasi politik yang kami lakukan, ekonomi dan situasi yang menjadi tantangan kehidupan di Yordania menjadi sangat penting. Tapi kami sangat, sangat optimistis," kata Abdullah. (adi)
Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick
Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick menilai kemenangan atas Timnas Korea Selatan U-23 adalah buah kinerja tim.
