- REUTERS/Stringer
VIVAnews - Angkatan bersenjata Bangladesh berhasil menggagalkan upaya kudeta terhadap Perdana Menteri Sheikh Hasina oleh para mantan petinggi militer negara tersebut. Diduga rencana kudeta ini didukung oleh kelompok ekstremis yang terlarang.
Menurut juru bicara kemiliteran Bangladesh Brigadir Jenderal Muhammad Masud Razzaq, dua pensiunan militer, termasuk seorang mantan kolonel, ditahan atas tuduhan konspirasi. Seorang pensiunan militer lainnya, Mayor Syed Ziaul Haq, salah satu otak pemberontakan, saat ini masih terus diburu.
"Kami telah mendapatkan informasi yang rinci bahwa beberapa orang tentara di kemiliteran terlibat dalam konspirasi menggulingkan pemerintahan demokratis Bangladesh," kata Razzaq, dilansir dari Al Jazeera, Kamis 19 Januari 2012.
Razzaq mengatakan, militer memiliki bukti bahwa 16 perwira, baik yang sudah pensiun dan masih bertugas, terlibat dalam konspirasi tersebut. Otak utama pemberontakan diduga seorang warga Bangladesh yang tinggal di luar negeri, kemungkinan di Hong Kong.
Dia menambahkan, kudeta ini juga didukung oleh kelompok ekstremis Hizb-e-Tahiri. Keterlibatan kelompok ini telah diramalkan sebelumnya oleh badan intelijen Bangladesh.
Dilansir CNN, kudeta militer adalah hal yang sering terjadi di Bangladesh. Sejak merdeka pada 16 Desember 1971, Bangladesh berkali-kali mengalami pemberontakan militer. Salah satu pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman, ayah PM Hasina, terbunuh pada kudeta militer pertama pada 1975.
Pada 1981, Presiden Bangladesh yang merupakan seorang jenderal militer, Ziaur Rahman, juga terbunuh pada kudeta. dua bulan setelah partai Hasina, Awami, pertama kali memerintah pada 2009, kekerasan militer juga terjadi perbatasan. Sebanyak 74 orang, termasuk 57 tentara tewas terbunuh.