Forum Ekonomi Dunia 2012

Eksekutif Indonesia Berguru di Davos

Para peserta Forum Ekonomi Dunia 2012 di Davos Swiss
Sumber :
  • REUTERS/Christian Hartmann/Files

VIVAnews - Di Congress Center, lokasi berlangsungnya Forum Ekonomi Dunia 2012, ada pojok media sosial.  Di dinding terpasang beberapa layar monitor, ada yang mengarah ke akun WEF di Youtube, Facebook juga Twitter. 

Sejak beberapa tahun terakhir ini penyelenggara WEF menyediakan layanan siaran langsung melalui websitenya, www.weforum.org bagi mereka yang tak sempat mengikuti sesi yang menarik dan menghadirkan pembicara kelas dunia.  Dalam satu waktu yang sama, secara simultan digelar sedikitnya 10 sesi, baik yang sifatnya diskusi tertutup, wawancara tatap muka dengan seorang tokoh, sesi khusus sampai workshop. Tidak mungkin diikuti semua.

"Padahal materinya sangat menarik, termasuk yang non ekonomi," kata Anindya Novyan Bakrie, CEO Bakrie Group yang menjadi salah satu peserta dan anggota WEF.  Ini adalah tahun kedua Anindya menjadi anggota forum bergengsi tersebut.  Bisa dikatakan, WEF telah menjadi universitas terbuka yang digelar selama lima hari di Davos-Klosters.

Media sosial digunakan menyampaikan inti pembicaraan dalam sebuah sesi, juga untuk menampung pertanyaan dari mereka yang tidak bisa mengikuti sesi karena dia berada di acara lain atau tidak menjadi peserta WEF. Tahun ini diperkirakan 2600 peserta memadati lokasi WEF, yang berlangsung 25-29 Januari 2012. Lebih dari 40 kepala pemerintahan atau wakilnya hadir. 

Sedikitnya 1000 kepala eksekutif perusahaan kelas dunia berkumpul. Dari kawasan Eropa hampir semua pemimpin  pemerintahan dan lembaga ekonomi hadir.  Diskusi soal "Arab Spring" dijejali peserta karena pembicaranya adalah para pengelola transisi, atau ketua partai yang memenangi pemilu. masa depan politik tentu menentukan keputusan ekonomi dan bisnis di sebuah negara. 

"Bagi eksekutif seperti saya, WEF adalah tempat belajar metode baru dalam manajemen kepemimpinan," kata Zulkifli Zaini, direktur utama Bank Mandiri.  Dia baru saja mengikuti sesi mengelola dalam situasi penuh tekanan. 

"Intinya adalah jangan buru-buru ambil keputusan saat ada krisis, karena keputusan yang diambil akan mempengaruhi tidak hanya organisasi, melainkan juga masyarakat sebagai pemangku kepentingan. Keputusan harus mempertahankan nilai prinsip organisasi dan personal. 

Jangan tergoda untuk melanggar nilai yang sudah disepakati dalam perusahaan atau organisasi karena tekanan. Diskusi ini menghadirkan pembicara diantaranya Brian A. Galagher, Presiden dan Kepala Eksekutif United Way Worldwide, AS dan Amir Moussa, mantan sekretaris jendral Liga Arab dan kandidat presiden Mesir pasca revolusi.

Guru Harvard

Momen Presiden Joko Widodo jadi Saksi Nikah Anak Wamenaker Afriansyah Noor

Dalam sesi bersama Michael E Porter, guru besar manajemen perusahaan di Universitas Harvard,  Anindya Bakrie merasa mendapat wawasan menarik soal bagaimana semestinya pengelolaan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dilakukan. "Porter menawarkan konsep Corporate Shared Values, yang dipandang lebih berkelanjutan ketimbang konsep CSR, yang sebenarnya adalah konsep redistribusi kekayaan dari yang mampu mencetak laba ke masyakat kurang mampu," kata Anindya. 

Porter mencontohkan sebuah perusahaan di AS yang dalam satu dekade terakhir berkembang karena hubungan yang sangat baik dengan pemasoknya.  Perusahaan  ini  berbisnis makanan sehat, produk organik.  Penentuan harga dari pemasok dibicarakan bersama dengan memperhatikan ongkos produksi ditambah margin keuntungan yang wajar bagi pemasok dengan memperhatikan kualitas produk. 

Harga dari pemasok kemudian dijadikan patokan harga jual oleh perusahaan.  Membangun hubungan yang dilandasi nilai yang sama antara perusahaan, pemasok dan masyarakat sekitarnya adalah sesuatu yang perlu dilakukan perusahaan modern. 

Selain kesempatan berinteraksi dengan  pemimpin negara maupun pemimpin bisnis WEF adalah ajang berjejaring.  Dalam lima hari, peserta bisa melakukan pertemuan dengan puluhan mitra.  WEF menyediakan daftar kontak bagi anggotanya, lengkap dengan alamat email dan nomor telpon.  Janji bertemu sudah dibuat sebelumnya melalui surat elektronik. 

“Tidak perlu keliling dunia untuk bertemu dengan mereka,” kata Barbara Stocking, Kepala Eksekutif Oxfam. 

Harga keanggotaan yang mahal, juga biaya selama lima hari di Davos yang notabene tempat tetirah kaum elit dunia di kawasan pegunungan Alpen, bisa dianggap sebagai investasi. “Sebagai wakil dari Indonesia, di forum ini kita juga ikut mempromosikan Indonesia. 

Fairuz A Rafiq Beberkan Kondisi Terkini Usai Dilarikan ke RS Bersama Buah Hati

Banyak yang memuji perkembangan negeri ini,” kata Anindya, sambil menambahkan bahwa pujian harus membuat kita waspada karena espektasi menjadi tinggi.

*Laporan dari Davos oleh Pemimpin Redaksi ANTV, Uni Z. Lubis

Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Canggih
Pemerintah Republik Oriental Uruguay menjajaki kerja sama Jaminan Produk Halal (JPH) dengan Pemerintah Republik Indonesia.

Uruguay dan Indonesia Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal

Pemerintah Republik Oriental Uruguay menjajaki kerja sama Jaminan Produk Halal (JPH) dengan Pemerintah Republik Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024