- REUTERS/Soe Zeya Tun
VIVAnews - Pejuang demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, mulai berkampanye untuk menjadi anggota parlemen. Kampanye Suu Kyi ini disambut sangat meriah mengingat ini pertama kali dia lakukan setelah berkali-kali menjadi tahanan rumah junta militer dalam kurun 20 tahun terakhir.
Menurut kantor berita Reuters, Suu Kyi memulai debut sebagai caleg dengan berkampanye di kota Dawei, 29 Januari 2012. Di depan para pendukungnya, ia menjanjikan perjuangan demokrasi dalam parlemen serta memboikot pemerintahan yang masih beraroma militer.
"Ada beberapa undang-undang yang mengancam kebebasan rakyat, dan kami akan menghapuskan undang-undang itu di parlemen," kata Suu Kyi disambut riuh pendukungnya. Menurutnya, jika Myanmar ingin menjadi negara demokrasi, maka harus dilakukan beberapa perubahan dalam konstitusi.
Perubahan itu, antara lain dengan merevisi undang-undang militer tahun 2008 yang memberi hak lebih dalam pemerintahan, termasuk untuk memilih anggota kabinet. Pernyataan Suu Kyi ini kontan disambut riuh ribuan penduduk Dawei yang meneriakkan yel dukungan, "Panjang umur, Suu Kyi!"
Selain perubahan politik, hal lain yang juga akan juga mendapat perhatian perwakilan partai Liga Demokrasi Nasional ini adalah konflik antaretnis dan pembangunan di Myanmar. Di mata pendukungnya, majunya Suu Kyi dalam pemilihan caleg akan membawa angin demokrasi dalam parlemen di mana banyak yang tidak berani menyuarakan pendapatnya.
Menurut stasiun berita BBC, juru bicara NLD menyatakan, kunjungan Suu Kyi ke Dawei dimaksudkan untuk membantu mengorganisir partai lokal dalam pemilu mendatang. Namun, kunjungan kali ini lebih dari sekedar kunjungan administratif saja.
Musim kampanye untuk pemilu sela pada 1 April memang belum dimulai secara formal. Namun tidak bisa dipungkiri kunjungan Suu Kyi ke beberapa tempat di Myanmar tak bisa dilepaskan dari aroma politis.
PPP Tak Sevisi dengan Ganjar soal Oposisi Prabowo: Itu Hak Pribadi Beliau
PPP mengklaim sikap eks capresnya Ganjar Pranowo yang siap oposisi tak ada kaitannya dengan pihaknya.
