- REUTERS/Saul Loeb/Pool
VIVAnews - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan bahwa negaranya tetap mengedepankan cara diplomatis dalam menyelesaikan konflik dengan Iran. Agresi militer hanya akan menimbulkan kerusakan yang besar bagi AS maupun sekutunya, Israel.
Dilansir dari Reuters, Obama menyampaikan hal ini pada sebuah wawancara televisi, Minggu 5 Februari 2012. Dia mengatakan tidak khawatir pada ancaman yang kerap dilancarkan Iran, karena Obama yakin, Iran tidak memiliki kemampuan untuk menyerang mereka.
Kendati demikian, Obama bersikeras sengketa program nuklir Iran haruslah diselesaikan dengan cara diplomatis ketimbang militer. "Setiap aksi militer di Semenanjung Persia sangat merugikan dan memiliki efek yang besar terhadap harga minyak. Kami masih punya tentara di Afganistan, yang berbatasan dengan Iran. Tapi saya kira solusinya hanyalah dengan cara diplomatis," kata Obama.
Komentar Obama disampaikan menyusul komentar Menteri Pertahanan AS Leon Panetta yang mengatakan bahwa Israel akan menyerang Iran paling lambat Juni ini. Pernyataan Panetta tersebut dimuat di laman The Washington Post pekan lalu.
Obama membantah hal ini dengan mengatakan bahwa Israel belum memutuskan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi konflik AS-Iran. Namun, ujarnya, baik AS dan Israel memiliki pandangan yang sama soal pentingnya penghentian program nuklir di Iran.
"Prioritas utama saya adalah keamanan Amerika Serikat, dan juga keamanan Israel, dan kami akan memastikan telah satu suara dalam solusi menyelesaikan konflik. Semoga dapat diselesaikan dengan cara diplomatis," kata Obama, kepada NBC.
Ketegangan antara AS dan Iran menyusul diberlakukannya sanksi baru atas produk minyak mentah Iran terkait program nuklir negara tersebut. Beberapa negara sekutu AS mendukung sanksi ini dengan menghentikan pembelian minyak kepada Iran. Pemerintahan Ahmadinejad menyatakan protes dan mengancam akan menutup Selat Hormuz yang menjadi salah satu jalur utama perdagangan minyak. (umi)