Resesi Ekonomi Selandia Baru

Anggota Parlemen Minta Gaji Mereka Tak Naik

VIVAnews - Sebanyak 122 anggota parlemen Selandia Baru sepakat tidak akan ada kenaikan gaji sepanjang tahun ini. Gerakan yang digalang Partai Hijau itu merupakan reaksi parlemen menghadapi resesi terburuk yang pernah dialami Selandia Baru.

Perdana Menteri Selandia Baru John Key mengatakan langkah ini menunjukkan kepemimpinan di tengah badai ekonomi. "Resesi akan menghadang jalan Selandia Baru dan pemerintah harus bertindak untuk mengatasinya," kata Key di Wellington, Selasa (10/2) seperti dimuat di laman stasiun televisi ABC Australia.

Key memperoleh upah sebesar US$ 312.000 (Rp 3,7 miliar) setiap tahunnya. Sementara politisi lain mendapat gaji tahunan sebesar US$ 114.000 (Rp 1,3 miliar), belum termasuk tunjangan. Angka ini jauh di atas upah rata-rata tahunan warga Selandia Baru sebesar US$ 40.000 (Rp 476,5 juta).

Gerakan para wakil rakyat Selandia Baru ini tidak harus diberlakukan di kalangan pengambil kebijakan yang berkaitan dengan penetapan upah pejabat pemerintah seperti pemerintah daerah, hakim, dan gubernur jenderal. Namun menurut Key, Gubernur Jenderal telah mengambil langkah serupa.

Selandia Baru mengalami resesi sejak awal 2008 karena lesunya pasar properti dan kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, meningkatnya bunga, harga bahan bakar minyak dan bahan makanan membuat kepercayaan pasar dan konsumen menurun tajam.

Menhub Pede Bandara Jenderal Besar A.H. Nasution Bakal Pacu Potensi Ekonomi di Mandailing Natal
Manajer Liverpool, Juergen Klopp

Klopp Siap Beri Bantuan untuk Arne Slot Jika Latih Liverpool

Manajer Liverpool Jurgen Klopp bersikeras bahwa Arne Slot dapat menghubunginya untuk meminta nasihat begitu juru taktik Belanda itu mulai bekerja di Anfield musim panas i

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024