AS Ungkap Data Lengkap Tiga Pemimpin JAT

Ketua Harian JAT, Muhammad Achwan (tengah)
Sumber :
  • VIVAnews/ Fajar Sodiq

VIVAnews - Kamis waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Jemaah Ansharut Tauhid sebagai organisasi teroris asing. Pernyataan ini diikuti oleh langkah Kementerian Keuangan AS yang memblokir seluruh akses keuangan tiga pimpinan JAT. Warga AS pun dilarang untuk terlibat transaksi dengan mereka.

Dalam pernyataan di situsnya, Kemkeu AS membeberkan data-data lengkap soal ketiga pemimpin JAT tersebut, yaitu Mochammad Achwan, Son Hadi bin Muhadjir, dan Abdul Rosyid Ridho Ba'asyir. Mulai dari kiprah ketiganya di JAT hingga alamat dan nomor KTP dipaparkan dalam pernyataan tersebut.

Mochammad Achwan dikatakan sebagai Emir atau pemimpin tinggi JAT sementara, menggantikan Abu Bakar Ba'asyir yang juga pemimpin Jemaah Islamiyah sejak tahun 2008. Warga Malang ini pernah mengadakan pertemuan pada Mei 2011 di Jakarta untuk mendiskusikan status keuangan dan metode donasi atau mencari sumber dana baru.

Selain itu, pada 2010, Achwan juga disebut merekrut anggota JAT baru dan melatih mereka untuk persiapan perang. Di tahun itu juga, lelaki yang diduga berusia sekitar 65 tahun ini memerintahkan pelatihan paramiliter di Poso.

"Pada akhir 2010, Achwan menginstruksikan unit militer JAT, atau yang dikenal dengan nama 'Laskar 99,' untuk mendukung aktivitas kekerasan di seluruh dunia. Laskar 99 adalah unit militer JAT yang mendapatkan latihan persenjataan," tulis Kemkeu AS.

Sementara itu, Son Hadi bin Muhadjir, yang merupakan juru bicara JAT disebut AS sebagai penyedia keperluan untuk operasi. Lelaki asal Pasuruan ini menerima perintah langsung dari Achwan sebagai Emir.

Son Hadi telah lama menjadi anggota Jemaah Islamiyah. Pada 2004, dia menjadi pemimpin cabang JI di Jawa Timur. Antara 1997 dan 2004, Hadi bekerja di yayasan yang menjadi pusat aktivitas JI di Surabaya.

Pria kelahiran tahun 1971 ini pernah dipenjara empat tahun pada 2005 karena pernah menampung Noordin M Top. AS juga mengatakan Hadi memiliki bahan peledak yang digunakan dalam pengeboman Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada 2004 lalu yang menewaskan sembilan orang dan melukai 182 lainnya.

Tokoh terakhir yang dicekal AS adalah Abdul Rosyid Ridho Ba’asyir. Pria kelahiran tahun 1974 ini disebut sebagai perekrut dan pengumpul dana bagi JAT. Dia bertugas di dewan eksekutif organisasi sejak 2010.

Dalam pernyataan Kemkeu AS dikatakan, pada April 2010, Abdul Rosyid telah merekrut penembak jitu dan ahli peledak yang akan dilatih menjadi martir. Sebagai direktur sebuah pesantren, warga Magetan disebut tidak akan kehabisan calon anggota baru.

Sengketa Pilpres Dinilai Jadi Pembelajaran, Saatnya Prabowo-Gibran Ayomi Semua Masyarakat

"Pada awal 2010, Abdul Rosyid menuju pesantren di Malaysia atas perintah dari Abu Bakar Ba'asyir untuk mencari dana bagi JAT. Abdul Rosyid juga ke Pakistan pada Januari 2011 untuk tujuan yang sama," kata pernyataan AS. (umi)

Airlangga Hartarto Didukung Satkar Ulama jadi Ketum Golkar 2024-2029

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

Dukungan ke Airlangga Hartarto, untuk kembali memimpin Partai Golkar, terus berdatangan. Kali ini, dari organisasi didirikan Golkar, yakni Satuan Karya atau Satkar Ulama.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024