Pangkalan AS di Darwin, China Kecam Australia

Bob Carr
Sumber :
  • REUTERS/David Gray/Files

VIVAnews - China menunjukkan kejengkelan atas meningkatnya hubungan kerja sama pertahanan antara Australia dan Amerika Serikat, terutama setelah Negeri Paman Sam itu mengirimkan kontingen pertama dari total 2.500 tentara yang akan berbasis di Darwin pada April lalu. 

Roberto Mancini Kagumi 4 Pemain Timnas Indonesia U-23, Termasuk yang Dicap Egois oleh Netizen

Kecaman itu dialamatkan kepada Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, ketika tengah melakukan lawatan kenegaraan untuk kali pertama ke Beijing pada awal pekan ini. 

"Saya kira saya bisa meminjam kata-kata dari salah satu pejabat yang saya temui, dan saya yakin ia adalah sang menteri luar negeri: masa-masa persekutuan 'Perang Dingin' telah lama berakhir," ujar Carr, yang menggantikan Kevin Rudd dua bulan lalu, seperti dicuplik dari laman BBC

Kakek 73 Tahun di Garut Ditemukan Tewas Mengenaskan, Kepala Hancur dan Usus Terurai

China merupakan mitra dagang utama Australia. Sekitar seperempat volume ekspor Negeri Kangguru itu diarahkan ke China. 

Hanya saja, Australia memilih merekatkan kerja sama militer dengan Amerika Serikat, hal yang dikritik pengamat militer China, Song Xiaojun. Menurutnya, Australia tidak mungkin bisa sekaligus menjaga hubungan dengan China dan Amerika Serikat. 

Survei Aksara: Persoalan Pengangguran Jadi Masalah Serius Kota Pekanbaru

"Cepat atau lambat, Australia harus memilih siapa yang akan menjadi 'godfather' baginya. Semuanya bergantung dari seberapa kuat calonnya, dan seberapa strategis lingkungannya," kata Song sebagaimana dinukil dari laman The Telegraph

Tak hanya memperkuat tali kerja sama dengan Australia, Amerika Serikat pun mempererat hubungan luar negerinya dengan beberapa negara Asia Tenggara. China menganggap strategi itu sebagai upaya 'pengepungan.' 

Menurut Carr, kehadiran AS di wilayah Asia-Pasifik dapat meningkatkan kestabilan di kawasan. Namun, ia menekankan pemerintah kedua negara menginginkan terwujudnya kerja sama militer yang lebih baik di masa mendatang.

"Kerja sama pertahanan adalah sebuah misi membangun kepercayaan. Kian kita mengerti bagaimana mitra kita menerapkan pendekatannya atas masalah pertahanan, kemungkinan muncul kesalahpahaman akan kian kecil," ujarnya. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya