Sepekan Operasi "Gunung Api Damaskus"

Milisi pemberontak Suriah dari Free Syrian Army berjaga-jaga di Damaskus di
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews - Hari Sabtu 21 Juli 2012 ini genap sepekan operasi "Gunung Api Damaskus dan Gempa Suriah" berlangsung. Sepekan sudah Tentara Suriah Merdeka (FSA) melakukan operasi penyerbuan Ibukota Suriah, Damaskus, untuk mendongkel Presiden Bashar al-Assad dari posisinya.

"Tak ada jalan kembali," kata Kolonel Kasim Saaduddin, juru bicara komando bersama FSA, kepada Reuters sebelum operasi dimulai. "Kami harus memulai operasi pembebasan Damaskus."

Operasi yang masih berlangsung ini diharapkan menjadi puncak perjuangan setelah pemberontakan pecah 16 bulan lalu. Ketika Jumat berakhir dan masuk ke hari Sabtu pada 14 Juli lalu, para pemberontak mulai memerangi para tentara loyalis di jalanan Damaskus.

Upaya merebut kota yang dikuasai anak dari "Singa Damaskus" itu telah lama direncanakan. Sudah 2.500 pejuang disusupkan ke kota kuno itu sejak seminggu sebelumnya.

Hari kedua, Minggu 15 Juli, barulah Operasi Gunung Api Damaskus ini terlihat terang. Siang hari, sebuah ledakan keras menghantam bus yang membawa personel tentara. Pertempuran terbuka pun pecah.

Warga Damaskus yang bersimpati kemudian membakar ban untuk mengalihkan perhatian tentara. Namun tentara pemerintah membalas dengan keras. Warga bercerita, ini pembalasan paling keras selama 16 bulan perjuangan mereka.

Di hari berikutnya, perang terbuka antara pemberontak dan tentara pemerintah makin meluas. Sambungan listrik dan air ke beberapa distrik dicabut. Pemerintah mulai mengerahkan tank untuk menghajar pemberontak.

Namun pemberontak tak kalah taktik. Mereka memilih bertempur di gang-gang sempit sehingga tank tak bisa masuk.

Video yang disalurkan oposisi memperlihatkan orang-orang bercelana jins terkapar ditembak roket pelontar granat dan senapan mesin. Hari Senin itu, para pemberontak menyebut mereka dikepung pasukan pemerintah.

Pemberontak pun mengubah taktik lagi, dengan lebih terorganisasi dan mobil, beroperasi di kelompok kecil yang menargetkan target kecil kekuatan pemerintah. Mereka juga menggunakan bom buatan rumah dan perangkat peledak rakitan. Meski diketahui ada sumbangan asing, namun tak diketahui bagaimana bantuan itu masuk ke pemberontak Suriah.

Hari ketiga, 17 Juli, pemerintah mulai menggunakan helikopter menyerang pemberontak. Setidaknya, satu helikopter pemerintah dijatuhkan pemberontak. Rupanya, berdasarkan informasi dari intelijen militer Israel, Assad mengerahkan tentara di perbatasan Israel untuk membantu mengatasi perlawanan di Damaskus.

Hari keempat, barulah peristiwa monumental terjadi. Sebuah bom yang belum diketahui apakah bom bunuh diri atau dikontrol jarak jauh, meledak dalam rapat petinggi keamanan Suriah. Assef Shawkat, ipar sekaligus orang kepercayaan Assad, tewas. Menteri Pertahanan dan seorang jenderal top lainnya juga tewas.

"Sebuah titik balik dalam sejarah Suriah," pernyataan kubu pemberontak yang menyebut pengeboman itu sebagai "awal dari akhir."

Masih di hari yang sama, pertempuran juga pecah di sejumlah tempat di Damaskus. Untuk pertama kalinya TV pemerintah menyiarkan adanya pertempuran di jantung Damaskus.

"Ini gunung api yang kami bicarakan, yang kami mulai," kata Saaduddin, juru bicara pemberontak.

Hari kelima, helikopter menembaki pemberontak dari atas. Namun para pemberontak sudah berhasil membakar markas kepolisian provinsi Damaskus dan menjarahnya. Mayat-mayat bertebaran di jalanan.

Aktivitas bisnis pun tutup. Warga bertahan di rumah, mempersenjatai diri bahkan hanya dengan pisau.

Sementara jauh di luar Damaskus, pemberontak telah menguasai perlintasan batas Suriah dengan Turki dan Irak, untuk pertama kalinya.

Namun hari keenam, para pemberontak harus mundur sedikit dari upaya "membebaskan" Damaskus. Di hari pertama puasa di Suriah ini, mereka menghadapi pembombardiran dahsyat dari tentara pemerintah. Mereka menarik diri dari pusat kota Damaskus, Midan.

"Ini penarikan taktis," kata Abu Omar, seorang komandan pemberontak melalui telepon. "Kami masih di Damaskus."

TV pemerintah memperlihatkan puluhan mayat orang bercelana jins dan berkaos oblong lengkap dengan senjata terkapar di jalan. TV memperlihatkan suasana dalam kota Damaskus, hanya ada sejumlah mobil melintas, nihil kemacetan yang biasa menghiasi.

Sementara suhu udara merangkak naik sampai ke 40 derajat Celsius, tapi listrik mati sehingga menyengsarakan warga yang sebagian besar berpuasa. Puluhan ribu warga Damaskus pun memilih keluar kota menuju Lebanon. (Reuters)

Ikut Lebaran Bareng Keluarga Sule, Baju Mahalini Dikritik Netizen Gak Sopan: Ketekan Mulu!
Presiden Jokowi bersama cucu di hari kedua lebaran

Lebaran Hari Kedua, Jokowi Ajak Cucu Main dan Sapa Warga Medan

Memasuki lebaran hari kedua, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), mengajak para cucunya untuk bermain sekaligus bersilaturahmi dengan warga di Mal Centre Point, Medan.

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024