- REUTERS/Wahdat
VIVAnews - Pasukan koalisi internasional pimpinan NATO mengungkapkan bahwa tiga personel mereka ditembak mati oleh seorang tentara Afganistan. Dengan demikian makin bertambah kasus ironi, dimana tentara asing di Afganistan dibunuh oleh serdadu lokal yang mereka latih.
Sumber-sumber NATO mengungkapkan bahwa insiden terkini itu berlangsung di provinsi Uruzgan, Afganistan selatan. Menurut kantor berita Reuters, Angkatan Bersenjata Australia mengkonfirmasi bahwa tiga tentara yang dibunuh itu merupakan personel mereka.
Insiden tersebut berlangsung pada Rabu kemarin. Tak dinyana, seorang yang berseragam militer Afganistan memberondongkan timah panas ke sejumlah tentara Australia. "Kami sedang menyelidiki insiden itu," demikian pernyataan dari Isaf, pasukan koalisi pimpinan NATO di Afganistan.
Dengan demikian, dalam Agustus ini, sudah 15 tentara asing yang tewas akibat ditembak pasukan Afganistan. Menurut stasiun berita BBC, dari awal tahun ini pun sudah 45 tentara koalisi yang dibunuh dalam lebih dari 30 serangan.
Ketua Gabungan Kepala Staf Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, khawatir akan maraknya insiden ini. Begitu pula dengan presiden AS, Barack Obama. Pasalnya, sebagian besar korban adalah tentara Amerika.
Apalagi, milisi Taliban gencar merekrut para tentara Afganistan, yang dilatih NATO. Taliban telah sesumbar bahwa serangan-serangan internal itu merupakan bagian dari strategi mereka melawan pasukan asing.
Dilatih NATO
NATO belakangan ini melatih pasukan Afganistan sebelum dipulangkan dari negara itu pada akhir 2013 setelah lebih dari sepuluh tahun berada di sana. Dengan pelatihan itu, NATO tidak ingin Afganistan kembali terjerumus Perang Saudara berkepanjangan dan diperintah lagi oleh milisi Taliban, yang bersekongkol dengan jaringan teroris al-Qaeda.
Saat ini, 130.000 pasukan NATO bekerja sama dengan 350.000 personel militer Afganistan untuk memerangi kaum militan, yang bergerilya di banyak kota.
Sementara itu, PBB bulan ini mengungkapkan bahwa jumlah korban warga sipil akibat serangan bersenjata di Afganistan - untuk kali pertama dalam delapan tahun terakhir - telah turun. Di paruh pertama 2012, jumlah korban sipil yang tewas turun 15% dari periode yang sama tahun lalu.