FBI Turut Perketat Pemilikan Senjata Api di AS

ilustrasi senjata api
Sumber :
  • REUTERS/ Joshua Lott

VIVAnews - Isu kepemilikan senjata di Amerika Serikat memang masih menjadi kontroversi. Akibat penjualan senjata api yang tergolong bebas di Negeri Paman Sam tersebut, berbagai kasus penembakan yang menewaskan puluhan orang kerap terjadi.

Data resmi di tahun 2011 menyebut sekitar 11.000 warga AS tewas akibat pembunuhan bersenjata api. Di tahun yang sama, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, terdapat 19.766 kasus bunuh diri dengan menggunakan senjata.

Melihat fakta ini, Presiden Barrack Obama akhirnya mendesak Kongres AS untuk membuat undang-undang yang memperketat jual-beli senjata api, termasuk melarang penjualan senapan serbu standar militer di lingkungan masyarakat.

Biro Investigasi Federal AS (FBI) menindaklanjuti rencana Barack Obama dengan memperketat pemilikan senjata oleh warga AS. Seperti yang diberitakan oleh Reuters. Senin 28 Januari 2013, institusi pimpinan Robert Mueller ini menerapkan sistem pengecekan identitas bagi seluruh pembelian senjata api oleh warga AS, yang diberi nama National Instant Criminal Background Check System (NICS).

NICS merupakan sistem nasional yang digunakan untuk memeriksa catatan tindak kriminal yang terjadi di AS. Sistem ini dibuat oleh Biro Alkohol, Tembakau, Senjata dan Bahan Peledak FBI bekerja sama dengan badan penegak hukum negara setempat.

Menurut data FBI, hari tertinggi untuk permintaan pengecekan latar belakang identitas kepemilikan senjata terjadi pada 30 November 1998. Kemudian pengecekan tertinggi selanjutnya terjadi pada 21 Desember 2012, seminggu setelah peristiwa pembantaian oleh Adam Lanza di Sekolah Dasar Sandy Hook.

Ketika dicek pada 21 Desember, terdapat 177.170 penjualan senjata. Sementara pada periode 17 Desember hingga 23 Desember 2012, terdapat permintaan pengecekan latar belakang sebanyak 953.613.

Berani Adang Maling, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan Jadi Kepala Toko
Ilustrasi pria marah/emosi.

Gak Boleh Dipendam, Rasa Marah Bisa Memicu Gaya Hidup Tidak Sehat

Rasa marah adalah kondisi emosional dasar yang dimiliki setiap manusia. Ketika dipendam terlalu lama, otak akan mengeluarkan hormon kortisol, yang menjadi penyebab stres.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024