Tak Acuhkan Barat, Iran Terus Kembangkan Pengaya Uranium

Instalasi nuklir Bushehr milik Iran.
Sumber :
  • Reuters/Raheb Homavandi
VIVAnews -
Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!
Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Itulah ungkapan yang tepat menggambarkan Iran yang tetap teguh mengembangkan program nuklirnya walaupun mendapatkan kecaman dan sanksi dari negara-negara Barat.

KPU Kabupaten Tangerang Buka Rekrutmen PPK dan PPS Pilkada 2024: Tersedia 967 Kuota

Bulan lalu, mesin sentrifugal pengayaan uranium baru mulai dipasang di instalasi nuklir Natanz. Informasi ini disampaikan Kepala Energi Atom Iran, Fereydun Abbasi-Davani seperti dikutip laman
Istana Tegaskan Jokowi Tidak Ada Agenda Kunjungan Kerja ke Surabaya
BBC, 13 Februari 2013.


"Sejak bulan lalu, pemasangan generasi baru mesin ini sudah dimulai di Natanz. Kami telah membuat mesin ini sesuai dengan rencana dan akan kami pasang satu persatu," ujar Abbasi-Davani.


Para ahli nuklir Barat mengatakan mesin baru tersebut dapat secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat bom nuklir. Fasilitas Natanz sendiri terletak di Iran tengah, di pusat konflik antara Iran dengan negara-negara dewan keamanan PBB.


Sentrifugal ini digunakan untuk meningkatkan proposi serpihan uranium atom 235 dengan uranium. Sementara uranium baru dapat mengaktifkan reaktor nuklir jika sudah diperkaya 2-3% uranium 235. Sedangkan untuk ukuran senjata, ukuran uranium yang dibutuhkan mencapai 90% atau lebih 235.


Bantah Rancang Senjata Nuklir

Iran sejak lama menyangkal jika negaranya sedang mengembangkan senjata nuklir. Tidak percaya akan pernyataan Iran, badan pengawas nuklir internasional (IAEA) mengirimkan delegasinya ke Teheran untuk membicarakan kemungkinan inspeksi baru di negara pimpinan Mahmoud Ahmadinejad ini.


Demi membantah tuduhan tersebut, menurut keterangan para diplomat, Iran sudah mengirimkan surat kepada IAEA pada 23 Januari lalu yang berisi rencana untuk mengenalkan model baru mesin sentrifugal bernama IR2m yang memiliki kekuatan lebih cepat dua sampai tiga kali dibandingkan mesin sebelumnya.


Iran pun dijadwalkan akan bertemu dengan enam pemimpin dunia di Kazakhstan pada 26 Februari mendatang. Ketika Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menawarkan negosiasi bilateral, Iran pun menyambut baik tawaran tersebut. Namun mereka memperingatkan AS agar negosiasi itu berjalan jujur dan adil.


Fakta itu tetap tidak dipercayai oleh IAEA. Menurut mereka, secara keseluruhan bukti-bukti yang menyebut Iran sedang merancang senjata nuklir sudah ada sejak 2003. Iran pun juga dipercaya membuat penelitian mengenai senjata nuklir tersebut.


Badan pemantau nuklir PBB pun tengah menekan Iran agar diberi akses ke area Parchin, sebuah markas militer yang ada di dekat Teheran. Di tempat itu, Iran dipercaya telah melakukan percobaan yang dapat memicu terjadinya ledakan senjata nuklir. Namun, Abbasi-Davani mengatakan Parchin tidak termasuk dalam agenda tempat yang boleh dikunjungi. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya