Dekan Universitas di Australia Dituduh Plagiat Empat Kali

Kim Walker, Mantan Dekan di Universitas Sydney
Sumber :
  • Smh
VIVAnews - Universitas Sydney, Australia, tengah menyelidiki mantan dekan Konservatorium Musik, Kim Walker, atas empat tuduhan berbeda. 
5 Penyakit yang Rentan Menyerang Kucing Peliharaan
Namun, pihak kampus memutuskan tidak memberikan hukuman atas aksinya tersebut.

Ramalan Jayabaya Soal Perang Dunia Ketiga, Bakal Terjadi di 2024 Karena Iran vs Israel?
Kasus tuduhan pencontekkan ini bermula ketika Walker menuntut pihak universitas akibat pelanggaran kontrak, tindak penipuan, kelalaian, dan ketidakadilan setelah kontraknya tidak lagi diperpanjang setelah berakhir di 2011. Ketika sedang melakukan investigasi atas tuduhan tersebut, isu plagiarisme ini kemudian ikut menyeruak.

Presiden Raeisi Ancam Lenyapkan Israel Jika Berani Gempur Iran
Kasus tuduhan plagiarisme pertama muncul saat beberapa keluhan dialamatkan kepada Walker. Pihak kampus kemudian menunjuk Anthony Britt, SC, untuk melakukan investigasi sambil memberhentikan sementara Walker.

Dalam pernyataannya, Walker mengatakan bahwa kesimpulan yang dibuat oleh Britt hanya kebohongan belaka. Namun, pihak universitas bersikukuh tuduhan itu didasarkan pada laporan lengkap yang dibuat oleh Britt.

Kasus tuduhan kedua muncul di bulan Februari 2008 terkait catatan sampul untuk CD tahun 1987. Walker menyatakan dengan tegas, dia bukanlah penulis catatan sampul tersebut.

Bahkan untuk mendukung pernyataannya, Walker telah memberikan bukti dalam proses investigasi untuk membebaskannya dari tuduhan itu. Lagi-lagi pihak kampus tidak mengakui bahwa Walker telah menyerahkan barang bukti itu.

Dua bulan berikutnya, dia menghadapi tuduhan ketiga dan keempat yang muncul dari beberapa kuliah yang dia berikan di Galeri Seni, Universitas South Wales.

Menurut Walker, Direktur Galeri Seni, Judith White, memiliki bukti bahwa di dalam catatan asli dekan, tercantum semua materi kuliah yang dia berikan namun pihak galeri gagal menyebarkannya kepada penonton.

Seperti dilansir harian Sydney Morning Herald, Kamis, 14 Februari 2013, pihak universitas menolak pembelaannya tersebut dan mengatakan Walker sebenarnya dapat memberikan softcopy pidatonya.

Sementara itu, petugas awal investigasi kasus ini yang juga merupakan atasan langsung Walker, mengaku bingung. Dalam pandangan awalnya, tuduhan plagiarisme ini tidak dapat dilanjutkan.

Menurut pembela, Professor Merlin Crossley, masih terdapat beberapa bukti bahwa Walker menyalin kata per kata untuk bahan kuliahnya tersebut dan meminta agar penyelidikan terus dilanjutkan.

Namun petugas kepolisian setempat mengatakan penyelidikan lebih lanjut tidak lagi perlu dilakukan.

Menanggapi hal tersebut, Walker menyatakan tuduhan pencontekkan yang dialamatkan kepadanya tak berdasar. Menurut Walker, pihak universitas sengaja melakukan itu untuk menghina dan membuatnya menderita.

Walker pun kemudian menuntut universitas untuk membeberkan nama yang mengajukan tuduhan tersebut dan menuntut agar namanya dibersihkan.

Sayang, pihak universitas menolak hal itu dan beranggapan mereka tidak memiliki kewajiban akan hal itu. Kasus ini pun sudah masuk ke tahap awal persidangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya