Sumber :
- REUTERS/Zoubeir Souissi
VIVAnews -
Di tengah pertikaian politik yang belum mereda, Perdana Menteri (PM) Tunisia, Hamadi Jebali, memilih mengundurkan diri dari jabatannya. Pengumuman pengunduran diri itu disampaikannya pada Selasa kemarin setelah bertemu dengan Presiden Tunisia, Moncef Marzouki, di istana kepresidenan.
Dilansir
Los Angeles Times
, Selasa 19 Februari 2013, sebelum mundur, Jebali tengah membujuk partai penguasa Nahda untuk merombak kabinet dan membentuk pemerintah baru berisi kaum teknokrat.
"Hari ini ada kekecewaan dalam diri rakyat, tetapi kita harus meraih kembali kepercayaan mereka dan pengunduran diri ini merupakan langkah awal," ujarnya.
Namun pengunduran diri Jebali ini ditolak oleh para pembuat kebijakan di Tunisia. Pemimpin partai Enhada, Rachid Ghannouchi, bahkan menginginkan Jebali untuk tetap menjabat sebagai Perdana Menteri.
Jebali merespon permintaan itu dengan sebuah syarat. Seperti dilansir Guardian, dia baru akan menerima tawaran itu jika pemerintahan yang baru bebas dari campur tangan kaum partisan.
Pada hari yang sama, lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor's menurunkan peringkat Tunisia dari BB menjadi BB-. Menurut badan tersebut, penurunan itu disebabkan hilangnya kepercayaan investor akibat ketidakstabilan situasi politik di Tunisia. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Hari ini ada kekecewaan dalam diri rakyat, tetapi kita harus meraih kembali kepercayaan mereka dan pengunduran diri ini merupakan langkah awal," ujarnya.