Sumber :
- VIVAnews/Santi dewi
VIVAnews -
Komunitas diaspora Indonesia saat ini menghadapi tujuh tantangan besar setelah mendeklarasikan gerakan mereka di seluruh dunia di tahun 2012 lalu. Jika tantangan ini bisa diatasi, maka diaspora dapat berkontribusi nyata terhadap pembangunan Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Indonesia untuk AS sekaligus penggagas gerakan diaspora Indonesia, Dino Patti Djalal, ketika membuka seminar mengenai diaspora Indonesia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa 26 Februari 2013.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Hubungannya Diduga Retak karena Orang Ketiga, Begini Kata Syifa Hadju Soal Perselingkuhan
Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Indonesia untuk AS sekaligus penggagas gerakan diaspora Indonesia, Dino Patti Djalal, ketika membuka seminar mengenai diaspora Indonesia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa 26 Februari 2013.
Baca Juga :
Bagi Mardani Ali Sera, PKS Harus Oposisi: Kita Beda dengan 02, Landasan Berpikir dan Asumsinya
Tantangan pertama, kata dia, adalah diaspora Indonesia harus mengerti dan memahami semua komunitas diaspora Indonesia.
"Jika Anda mengatakan Anda sudah mengerti dan tahu komunitas diaspora Indonesia, maka Anda bohong. Setiap hari saya menemukan komunitas diaspora Indonesia yang baru dan mereka memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri," ujarnya.
Tantangan kedua, pemerataan komunitas diaspora Indonesia di seluruh wilayah. Ketiga, anggota diaspora harus mulai bergaul di luar area komunitas mereka sendiri.
Tantangan keempat, mencari cara untuk dapat memastikan gerakan ini akan bertahan lama. Menurut Dino, sebuah komunitas diaspora yang sukses adalah komunitas yang memulai gerakannya diam-diam. Setelah gerakannya dinilai besar, baru kemudian dipublikasikan.
"Sementara diaspora Indonesia melakukan hal sebaliknya. Kita mendapat publikasi besar terlebih dahulu sebelum membuat gerakan konkret. Itu sebabnya penting untuk terus mempertahankan komunitas ini," kata pria yang pernah menjabat sebagai juru bicara bidang luar negeri Presiden SBY ini.
Tantangan kelima, menurut Dino, tidak terjebak menjadi komunitas yang terlalu birokratis. Dia mengharapkan semua ide dan jaringan dari para anggota dapat mengalir dengan alami dan tidak dipaksakan.
Tantangan keenam, harus menghindari konflik internal di antara anggota diaspora Indonesia. Sementara tantangan ketujuh adalah menghindari keterlibatan di dunia politik Indonesia.
"Ketika anggota diaspora Indonesia terlibat politik, maka mereka masuk ke dalam satu area asing yang tidak terlalu mereka pahami sehingga dikhawatirkan dapat menghalangi ide awal gerakan diaspora," kata Dino.
Dino yakin jika mereka dapat melalui tantangan itu, maka komunitas diaspora Indonesia dapat berkontribusi nyata bagi Indonesia.
Diaspora merupakan gerakan yang digagas oleh orang Indonesia yang sudah lama bermukim di luar negeri namun masih memiliki keterikatan emosional dengan tanah air. Mereka mendeklarasikan gerakan tersebut dalam sebuah kongres yang dilaksanakan pada Agustus 2012 di Los Angeles dan dihadiri lebih dari 2.000 orang.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tantangan pertama, kata dia, adalah diaspora Indonesia harus mengerti dan memahami semua komunitas diaspora Indonesia.
