Penduduk Falkland Gelar Referendum

Warga Falklands parade dukung berada di bawah Inggris
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
- Penduduk Kepulauan Falkland, atau disebut Malvinas dalam Bahasa Spanyol, menggelar referendum pada Minggu 10 Maret 2013. Referendum ini menentukan, apakah Malvinas yang terletak di ujung selatan benua Amerika itu tetap masuk wilayah Inggris atau berada di bawah kedaulatan Argentina.


Hasil referendum ini kemungkinan bisa diketahui pada Senin 11 Maret 2013 malam setelah pemungutan suara ditutup. Sepertinya, hasil "Ya" untuk bertahan di bawah Inggris akan menang.


"Kami berharap yang belum memutuskan atau belum tahu, atau negeri-negeri yang berpikir kami akan memberikan kesempatan pada klaim kedaulatan Argentina akan berhenti memikirkan itu setelah referendum," kata John Fowler, Wakil Editor koran mingguan kepulauan itu, Penguin News.


Penduduk kepulauan yang diperkirakan berjumlah 2.500 orang itu memberikan suara dengan berbagai cara. Orang-orang mengantre di balai kota di Ibukota kepulauan itu, Stanley. Terlihat poster-poster bertuliskan "Pulau Kami, Pilihan Kami" di depan balai kota.


Sementara kantor pos memproduksi semacam perangko resmi untuk peristiwa ini. Warga di kepulauan yang terpencil bisa mengirim suara mereka melalui surat suara yang dijemput tempat pemungutan suara mobil.


"Untuk saya, referendum ini sangat penting karena saya tidak pernah berharap menjadi bagian dari Argentina," kata Rob McGill, 67, yang menyewakan guesthouse di Pulau Karkas yang terpencil. "Saya menyebut diri warga Falkland, namun leluhur saya dari Inggris," katanya.


Referendum ini jelas dikecam Argentina yang yang sejak 1883 mengklaim wilayah di selatan negerinya ini sebagai bagian dari kedaulatannya. April 1982, diktator Argentina Leopoldo Galtieri mengirim tentara ke Falklands sehingga membuat Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcer beraksi. Perang pun pecah.


Perang sepuluh minggu itu berakhir dengan kekalahan Argentina. Sekitar 650 orang Argentina dan 255 orang Inggris tewas. Peristiwa itu jelas dipandang sebagai kesalahan memalukan dari diktator yang brutal itu.


Referendum ini digelar karena kemarahan penduduk Falklands atas pernyataan Presiden Argentina Cristina Fernandez. Dia menyatakan, konflik Falkland hanya bisa diakhiri dengan putusan antara London (Ibukota Inggris) dan Buenos Aires (Ibukota Argentina).


Sementara London sendiri menyatakan, hanya setuju bernegosiasi jika penduduk Falklands menginginkan mereka. Dan referendum pun digelar.
Top News: 5 Negara dengan Militer Terkuat, Pangdam XIII/Merdeka Rotasi 3 Pati dan 5 Pamen
Mahalini dan Rizky Febian

Segera Lepas Lajang, Sule Ngaku Mahalini Bakal Mualaf Jelang Akad Nikah dengan Rizky Febian

Dalam proses Mepamit itu, Mahalini terlihat tampil cantik dan menawadengan kebaya khas Bali. Begitu pun dengan Rizky Febian beserta Sule dan adik-adiknya yang mendampingi

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024