Dalam Setahun Lebih dari 4.000 Lansia di Korsel Bunuh Diri

Warga lanjut usia di Korea Selatan
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews -
OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global
Angka bunuh diri warga lanjut usia (Lansia) di Korea Selatan meningkat drastis ke angka lebih dari 4.000 orang per tahun. Para ahli mengatakan bahwa ini adalah akibat dari perubahan tata nilai di tengah kemajuan pembangunan Korsel yang pesat.

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan

Menurut data pemerintah Korsel dilansir
Demokrat Munculkan Nama Dede Yusuf untuk Pilkada Jakarta 2024
New York Times , angka bunuh diri warga usia 65 tahun ke atas meningkat menjadi 4.378 orang pada tahun 2010, dari angka sebelumnya 1.161 pada tahun 2000.


Pusat Pencegahan Bunuh Diri Korea seperti diberitakan
TIME
mencatat, 43 orang bunuh diri setiap harinya di negara tersebut, menjadikan Korsel negara dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia.


Para pekerja sosial di negara tersebut mengatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah industrialisasi Korsel yang bergerak sangat cepat. Korsel saat ini terhitung sebagai salah satu negara paling kaya di dunia.


Di saat-saat seperti ini, warga Korsel terbiasa dengan kemakmuran. Warga yang lebih produktif dianggap lebih berharga di masyarakat. Persepsi seperti ini yang tumbuh subur di Korsel. Akibatnya, lansia yang sudah tidak produktif lagi merasa tidak berharga untuk hidup.


"Masyarakat Korsel telah menjadi sangat kompetitif dalam 30-40 tahun terakhir. Kami telah berubah menjadi masyarakat yang tidak lagi peduli pada orang lain yang lebih lemah," kata Kim Dong-hyun, dosen ilmu sosial di Hallym University.


Selain itu, tatanan nilai beragama yang luntur juga menjadi penyebab banyak lansia yang pilih bunuh diri. Menurut Kim, dulu selama ratusan tahun warga Korsel masih memegang teguh ajaran welas asih agama Kong Hu Cu yang mengharuskan anak-anak mengurus orangtua mereka.


Namun, seiring perkembangan zaman, banyak anak yang memilih migrasi ke tempat lain dan melupakan orangtua yang membesarkan mereka. Hal ini diakui oleh Kim Man-jeom, janda 73 tahun di Korsel. Dia mengatakan bahwa putra-putranya tidak pernah mengajaknya tinggal bersama mereka setelah suaminya meninggal pada 2011.


"Ketika saya melihat dasi, rasanya saya ingin gantung diri," kata Kim. Hidup sendirian tanpa sanak keluarga membuat lansia di Korsel hidup merana. Tahun 2005, lebih dari 45 persen warga usia 65 ke atas hidup dalam kemiskinan.


UU Anti Bunuh Diri

Menghadapi kenyataan pahit ini, pemerintah Korsel bertindak cepat. Sejak dua tahun lalu, Seoul telah menerapkan undang-undang pencegahan bunuh diri yang mengatur anggaran untuk program penyuluhan dan pendampingan untuk lansia.


Menurut Korea Institute for Health and Social Affairs, pemerintah Korsel menganggarkan dana hingga US$3 juta untuk program pencegahan bunuh diri. Salah satu programnya disebut "Lihat, Dengarkan, Bicara" untuk meningkatkan kepedulian warga pada para lansia.


Menurut UU ini juga, pemerintah akan menganggarkan dana pensiun untuk para lansia. Di masa depan, Korsel juga akan menambah lebih banyak lagi pusat-pusat komunitas untuk membantu para lansia mengisi hari-hari terakhir mereka. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya