Dubes Jerman: Banjir di Negeri Kami karena Berkurangnya Resapan Air

banjir melanda passau, jerman
Sumber :
  • REUTERS/Michaela Rehle

VIVAnews - Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Georg Witschel, mengungkapkan salah satu penyebab banjir yang baru-baru ini melanda Jerman bagian selatan adalah semakin berkurangnya lahan resapan air. Dia menyebut bangunan yang berada di daerah seperti kota Passau dan Grimma sudah mulai rapat, sehingga daerah resapan untuk air hujan semakin menipis.

Demikian ungkap Witschel saat berbincang dengan VIVAnews usai menghadiri pembukaan pemberian Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia tahun 2013 di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, 7 Juni 2013. Acara dibuka oleh Direktur Jenderal untuk Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI, A.M. Fachir. 

"Banjir terakhir kali menimpa daerah selatan itu 500 tahun lalu. Pada waktu itu belum banyak bangunan di tepi sungai. Tidak seperti sekarang, bangunan yang berdiri di sana sudah semakin rapat sehingga celah untuk resapan air sedikit sekali," ujar Witschel.

Padahal, menurut Witschel, daerah resapan air di daerah pinggir sungai sangat vital. Dia menyebut Pemerintah Jerman akan  segera mengambil kebijakan untuk merevitalisasi konsep pembangunan kota agar bencana serupa tidak terjadi di waktu yang akan datang. "Pemerintah Jerman pasti akan segera mengambil kebijakan untuk memperbaiki daerah tersebut," imbuhnya.

Percakapan Terakhir Mahasiswa STIP dan Senior Sebelum Dianiaya

Mulai Surut

Dia mengatakan saat ini ketinggian air perlahan-lahan sudah mulai surut. Selain itu dia menyebut tidak semua daerah di Jerman dilanda banjir.

"Daerah yang terkena banjir hanya terfokus kepada daerah yang dilalui dua sungai yaitu Danube dan Elbe. Daerah yang paling parah dilanda banjir memang kota tua seperti Grimma dan Passau," kata dia.

Sementara daerah lain seperti Berlin, Stuttgart, dan Hamburg sama sekali tidak terkena banjir. Dia menyebut Kedubes RI juga dalam keadaan aman karena berada di ibukota Berlin.

Witschel menyebut kendati jumlah korban tewas akibat banjir ini minim, namun bencana banjir tahun ini merupakan yang paling parah apabila dibandingkan bencana serupa yang terjadi tahun 2002 silam.

"Kerugian materi yang diderita Jerman saat ini berkisar antara 500 juta Euro atau Rp 6,5 triliun hingga 1 miliar Euro atau Rp13 triliun," kata dia.

Witschel juga mengatakan bantuan telah dikerahkan baik berupa logistik maupun finansial kepada seluruh warga Jerman termasuk perbaikan bagi rumah mereka yang terkena dampak bencana. (eh)

Di Festival Kuliner Ini, Bisa Icip 20 Jenis Soto Berbeda
Ilustrasi perempuan bahagia.

Semangat Kartini, Kesetaraan dan Pemberdayaan Perempuan Terus Didorong

Kegiatan ini selaras dengan semangat peringatan Kartini untuk mendorong kesetaraan dan keadilan bagi seluruh wanita di Indonesia, dengan terus mendukung perempuan.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024