Sumber :
- Biro Pers Istana/Abror Rizky
VIVAnews -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam penggunaan kekerasan oleh militer dalam menghadapi demonstrasi damai di Mesir. Menurutnya, militer mesti menghormati demokrasi.
"Militer mesti menghormati demokrasi. Penggunaan kekuatan milter dan senjata terhadap pengunjuk rasa yang disebut dengan
peaceful demonstration
tentu tidak bisa diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan dan hak-hak asasi manusia," kata SBY di Istana Negara, Jakarta, Kamis 15 Agustus 2013.
Baca Juga :
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik
Waktu itu militer Indonesia mendukung reformasi dan demokratisasi. Sementara pemimpin politik Indonesia saat itu tidak meninggalkan militer, bahkan merangkul militer yang sudah melaksanakan reformasi dan bertindak secara profesional melaksanakan perubahan.
"Terjadi kolaborasi, sinergi dan kebersamaan antara pemimpin-pemimpin sipil dan pemimpin-pemimpin politik dengan kaum militer di Indonesia yang telah melaksanakan reformasi," kata SBY.
"Barangkali pengalaman di masa-masa Indonesia yang sulit itu boleh juga kalau dijadikan pelajaran," lanjutnya. (umi)
Halaman Selanjutnya
Waktu itu militer Indonesia mendukung reformasi dan demokratisasi. Sementara pemimpin politik Indonesia saat itu tidak meninggalkan militer, bahkan merangkul militer yang sudah melaksanakan reformasi dan bertindak secara profesional melaksanakan perubahan.