Sumber :
- REUTERS/Dinuka Liyanawatte
VIVAnews
– Australia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun 2014. Namun muncul pertanyaan apakah Badan Intelijen Australia akan beraksi menyadap komunikasi para pemimpin negara G20 seperti yang mereka lakukan terhadap Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, menjamin hal itu tidak akan terjadi. Harian
Brisbane Times
, 1 Desember 2013, melansir bahwa Abbott berjanji tidak akan memata-matai para pemimpin negara lain dalam KTT G20 tersebut.
“Saya tidak akan menyembunyikan rahasia apapun. Itu komitmen saya terhadap para pemimpin dunia, dan saya ingin membuat KTT G20 tahun depan menjadi yang terbaik yang pernah digelar,” kata Abbott. Ia ingin memanfaatkan posisi Australia sebagai Ketua KTT G20 tahun depan agar dapat dijadikan contoh bagi negara lain.
Kecurigaan publik terhadap kemungkinan Australia akan menyadap para pemimpin negara yang hadir dalam KTT G20 cukup beralasan. Selain karena terbongkarnya skandal penyadapan oleh intelijen Australia dengan memanfaatkan gedung kedutaan besar dan konsulat jenderal mereka di beberapa negara, penyadapan dalam KTT G20 bukan hal baru.
Pemerintah Rusia yang menjadi tuan rumah KTT G20 tahun 2013 di St. Petersburg, juga dituduh menyadap komunikasi para delegasi yang hadir di acara itu. Intelijen Rusia disebut memasang alat penyadap di USB dan charger ponsel yang dijadikan souvenir pada acara itu. USB tersebut di dalamnya telah dipasangi piranti lunak yang dapat menyedot data-data dari komputer delegasi, dan mengirim data-data tersebut ke pusat data milik Rusia.
Baca Juga :
Kabupaten Bekasi Sabet Juara Umum MTQ ke-38 Jabar, Pj Bupati: Kita Juara Lahir dan Batin
Terjadi Lagi Kasus Suami Bunuh Istri, Kali Ini di Karimun Kepulauan Riau
Belum selesai kasus suami membunuh istri di Ciamis, muncul lagi kasus pembunuhan keji di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri).
VIVA.co.id
6 Mei 2024
Baca Juga :