Pemimpin Demonstran Anti Pemerintah Thailand Ancam Demo Besar

Pengunjuk Rasa Anti Pemerintah Thailand
Sumber :
  • REUTERS/Athit Perawongmetha

VIVAnews - Pemimpin demonstran antipemerintah Thailand, Suthep Thaugsuban, pada Jumat malam, memberi ultimatum untuk kedua kalinya kepada rezim pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

10 Negara Ini Dicap Paling Malas Gerak Sedunia, Kok Bisa?

Isinya, Suthep akan menggelar demonstrasi besar-besaran pada Senin, 9 Desember 2013. Dia menuntut agar PM Yingluck segera mundur dari jabatannya.

Apabila upaya tersebut tidak juga berhasil, maka dia akan menyerahkan diri ke polisi. Harian Bangkok Post, Sabtu 7 Desember 2013, melansir ultimatum yang dilontarkan Suthep sebagai perang terakhir terhadap pemerintah.

Dia menyebut tidak akan lagi memperpanjang aksi unjuk rasa, tetapi akan memperjelas pada Senin besok, apakah massa akan menang atau kalah.

"Ini akan menjadi perang terakhir. Hal ini akan menjadi titik acuan, apakah kami akan tetap hidup atau mati. Apabila kami gagal, maka saya akan menyerah dan bersedia ditahan," ujar Suthep kepada massa yang mendukungnya.

Dia menyerukan kepada seluruh warga Thailand untuk mendukung perjuangan kelompoknya. Mantan Wakil Perdana Menteri di tahun 2011 silam itu meminta rakyat turun ke jalan di seluruh area Thailand pada Senin esok.

Tujuannya untuk merebut kembali kedaulatan rakyat yang selama ini diambil oleh pemerintahan dan parlemen yang tidak sah.

"Hari H terjadi pada pukul 09.39. Anda semua, warga Kota Bangkok, tinggalkan saja rumah Anda di pagi hari dan mari berunjuk rasa bersama kami di sepanjang jalan Kota Bangkok menuju ke satu tempat yang sama yaitu Kantor Perdana Menteri. Dan kami tidak akan lagi kembali kemari [komplek pemerintahan]," kata Suthep berseru.

Lanjut Suthep, warga Thailand yang bermukim di provinsi lain diminta untuk menggelar unjuk rasa di depan balai provinsi.

"Kami akan mengelilingi Kantor PM dan semua balai provinsi. Kami tidak ingin pemerintah ini melakukan aktivitas mereka lagi, karena dianggap tidak sah," kata Suthep. Dia mengaku akan terjun langsung untuk memimpin massa menuju kantor PM.

Sedangkan mereka yang tidak ikut berunjuk rasa diimbau untuk tidak meninggalkan rumah. Dia memperkirakan arus lalu lintas pada Senin pagi esok akan macet parah. Hal itu karena akan ada banyak manusia yang memenuhi jalan-jalan di Kota Bangkok.

Keputusan ini akhirnya diambil Suthep, karena merasa sudah berjuang cukup lama dan panjang. Dia mengaku tidak lagi dapat melihat massa menderita lebih lama.

"Senin, 9 Desember akan menjadi hari penentuan bagi kita semua. Apabila jutaan warga keluar dan ikut mendukung kami, maka kami akan menang. Sebaliknya, kami akan kalah apabila tidak didukung dan itu akan menjadi akhir bagi saya juga," ujar Suthep.

Dia terancam dibui karena dianggap mengobarkan aksi pemberontakan. Suthep tahu pemerintah telah mengambil langkah-langkah tertentu untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan dengan massa.

Oleh sebab itu, dia berharap aksi kali ini tidak akan menyebabkan satu pun orang terluka atau kehilangan nyawa. Sebab, banyak orangtua yang turut berada di barisan massa penentang pemerintah.

"Saya ingin jujur kepada Anda, tidak peduli berapa besar stamina yang kami miliki, kami semua akan terluka atau mati jika tidak memiliki cukup massa," kata dia.

Sebelumnya, pada 1 Desember kemarin, Suthep telah mengultimatum PM Yingluck agar segera meletakkan jabatannya. Saat itu, dia berjanji akan mengerahkan massa dalam jumlah besar, jika adik mantan PM Thaksin Shinawatra itu tidak juga mundur dalam dua hari.

"Tidak ada lagi negosiasi dan kompromi. Saya sudah mengatakan kepada Yingluck bahwa ini merupakan kesempatan satu-satunya dan kali terakhir saya melihat dia berada di pucuk kekuasaan," ujar Suthep.

Namun, tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Yingluck. Dalam sebuah pidato yang disampaikan di Markas Polisi Kerajaan Thailand, 2 Desember kemarin, Yingluck tidak akan mundur, karena itu bertentangan dengan konstitusi yang berlaku di Negeri Gajah Putih.

"Apa pun yang dapat saya lakukan demi membuat rakyat bahagia, maka akan saya lakukan. Namun, sebagai Perdana Menteri, apa yang saya lakukan harus sesuai dengan konstitusi yang berlaku di negara ini," ujar Yingluck. (one)

Ilustrasi berjalan tanpa alas kaki.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Belum lama ini viral mengenai seorang remaja berusia 14 tahun dari Amerika Serikat yang berjalan selama 3 jam dan menempuh 35.000 langkah menuju masjid untuk hal ini

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024