Buntut Rusuh, Singapura Batasi Alkohol di Little India

Simpson Universal Orlando
Sumber :
  • www.insidethemagic.net
VIVAnews - Baru dua hari Pemerintah Singapura memberlakukan pembatasan konsumsi alkohol di Distrik Little India sebagai buntut kerusuhan di kawasan itu pekan lalu, namun aturan baru itu telah berdampak negatif terhadap perkembangan bisnis di area itu. Sebab yang terkena dampak bukan hanya penjual minuman beralkohol, melainkan juga turut berimbas pada para pedagang buah dan sayuran. 
Pemprov DKI Tiadakan CFD Besok karena Masih Cuti Lebaran

Stasiun berita Channel News Asia, Minggu 15 Desember 2013 melansir, salah satu toko yang mengalami penurunan omset penjualan yakni, Shahina Trading. Sang pemilik, Jo Mathhew, mengaku penurunan omset hingga 40 persen sejak aturan pembatasan konsumsi minuman alkohol diberlakukan.
OPM Minta TNI Tak Jatuhkan Bom, Ancam Bawa Pilot Susi Air ke Medan Perang

"Biasanya, sangat padat pada hari Minggu dan Sabtu. Namun, hari Minggu ini, sangat sedikit pengunjung yang datang," kata Jo.
Newcastle Ngamuk, Tottenham Hancur dan Terkubur di St James Park

Penjual minuman alkohol lainnya, R.M. Suresh, mengaku omset penjualannya menurun hingga 80 persen di hari Sabtu kemarin. Dia menyebut biasanya di hari Minggu, ada sekitar 300 pelanggan yang datang. 

Namun, sejak diberlakukan aturan baru itu, Suresh ragu, akan lebih banyak lagi pelanggan yang datang. Total kerugian dia prediksi akan mencapai S$10 ribu atau Rp97 juta.

Keluhan serupa turut dilontarkan oleh penjual buah dan sayuran. Mereka kian khawatir, karena penghentian layanan bus bagi para pekerja imigran ke area Little India. Padahal, mereka kerap berbelanja seperti makanan dan kebutuhan lainnya, ketika menggunakan bus itu. 

Sementara usaha restoran bernama Aromas turut mengalami penurunan omset sebanyak 40 persen pada Sabtu kemarin. Namun, pesanan layanan antar meningkat dua kali lipat pada Sabtu kemarin. Jumlah pesanan layanan antar meningkat menjadi 20 buah dari yang biasanya hanya mencapai 10 hingga 13 pesanan.  

Masih tingginya sorotan terhadap kawasan Little India, turut menyebabkan pekerja asing tidak lagi terlalu sering nongkrong di kawasan itu. Dari hasil bincang-bincang dengan Channel News Asia, para pekerja asing ini baru akan menyambangi Little India, apabila memiliki janji atau menjalankan tugas. 

Melihat fenomena kekhawatiran pekerja asing di kawasan Little India, seorang pelajar bernama John Chan, lantas menggelar sebuah kampanye yang berisi agar para pekerja asing tidak khawatir. Menurut Chan, peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Minggu malam pekan lalu dapat terjadi di mana pun. 

"Saya melakukan ini sebagai aksi pribadi, pendekatan yang aktif untuk menjangkau mereka di tingkat pribadi. Saya ingin menyampaikan kepada mereka bahwa ada seseorang yang mendengarkan, akan selalu ada seseorang bagi mereka. Sehingga mereka tidak perlu menyimpan keluh kesahnya seorang diri," ujar Chan. 

Sambil menyebarkan selebaran berisi pesan damai, Chan mengakui bahwa suka tidak suka, Singapura membutuhkan kehadiran para pekerja asing. 

"Mereka memainkan peranan yang amat vital bagi perekonomian dan industri di negara kami, khususnya di bidang konstruksi dan bahkan sektor manufaktur," katanya.

Dia mengaku akan terus menyebarkan sebanyak 200 selebaran selama dua hari ke depan di kawasan Little India. (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya