Jabat Tangan Obama, Fidel Castro Puji Presiden Kuba

sejumlah pemimpin dunia menghadiri misa Mandela
Sumber :
  • REUTERS/SABC
VIVAnews - Mantan Presiden Kuba, Fidel Castro, memuji sikap yang ditunjukkan sang adik, Raul, ketika menjabat tangan Presiden Amerika Serikat (AS) saat menghadiri misa penghormatan bagi Nelson Mandela, 10 Desember 2013 kemarin.
Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

Menurut Fidel, adiknya yang kini menjabat sebagai Presiden Kuba itu, telah berhasil menunjukkan sikap yang sopan dan bermartabat ketika disapa oleh Obama. 
Suzuki Luncurkan Skuter Matik Baru Rp24 Jutaan

Kantor berita Reuters, Kamis 19 Desember 2013 melansir saat berjabat tangan dengan Obama, Raul mengatakan dalam Bahasa Inggris dengan tegas, "Bapak Presiden, saya Castro". Sontak, momen berharga itu menjadi tajuk utama di berbagai media massa internasional. 
Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

"Saya mengucapkan selamat kepada rekan saya, Raul, atas penampilannya yang brilian (di misa penghormatan) dan khususnya untuk sikap tegas dan bermartabat ketika disapa kepala Pemerintah AS," ujar Fidel dalam sebuah tulisan di media Kuba pada Kamis kemarin. 

Kendati pihak Gedung Putih telah menyatakan bahwa aksi jabat tangan itu merupakan sesuatu yang tidak direncanakan dan hanya sekedar basa basi, namun kejadian semacam itu sangat langka. Media lantas ramai-ramai memberitakan hubungan kedua negara yang kerap menjadi musuh bebuyutan, mulai menghangat. 

Sebagai contoh pada bulan lalu di Miami, Obama mengatakan mungkin sudah saatnya bagi AS untuk merevisi kebijakannya terhadap Kuba, khususnya terkait kebijakan perdagangan yang telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun. Presiden ke-45 itu bahkan mempertanyakan apakah kebijakan yang mulai diberlakukan tahun 1961 lalu, masih dianggap efektif untuk membina hubungan dengan Kuba. 

Dalam misa penghormatan bagi Mandela, Fidel memang absen, lantaran terkendala masalah kesehatan. Pada tahun 2006 silam, pria berusia 87 tahun itu pernah dioperasi akibat mengalami pendarahan usus dan belum pulih hingga kini. 

Atas dasar pertimbangan yang sama, Fidel akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Raul pada tahun 2008 lalu. 

Fidel termasuk sosok pemimpin yang lantang menyuarakan penentangannya terhadap politik apartheid, di saat para pemimpin yang lain segan mengutarakan sikap mereka. Atas sikap tersebut, Mandela sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan Kuba dalam perjuangan melawan politik apartheid. Bahkan, tentara Kuba ikut berjuang melawan rezim apartheid hingga tewas di selatan Angola. 

"Ini merupakan sebuah fakta nyata bahwa Mandela merupakan pria yang hebat, seorang revolusioner mendalam dan sosialis radikal. Saya tidak pernah berhenti mengagumi kejujuran, kesopanan, dan kebaikan yang dia wariskan," tulis Fidel mengenai Mandela di sebuah kolom surat kabar Kuba. (sj)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya