Jelang Pemilu Thailand, Tindak Kekerasan Masih Terjadi

Bentrok massa anti pemerintah dan polisi di Bangkok, Thailand
Sumber :
  • REUTERS/Chaiwat Subprasom
VIVAnews - Sehari jelang pemilihan umum di Thailand, kondisi di dalam ibukota Bangkok kian tegang. Tindak kekerasan kembali terjadi yang menyebabkan beberapa orang terluka akibat perkelahian dan terkena tembakan timah panas. 
KM Bukit Raya Terbakar di Muara Sungai Kapuas, Penumpang Panik Berjibaku Padamkan Api

Dilansir dari harian Bangkok Post, Sabtu 1 Februari 2014 tembakan dan ledakan bom molotov terjadi saat para demonstran tengah memblokir sebuah gedung, di distrik Laksi, di mana surat suara disimpan. Massa berupaya memblokir distribusi surat suara itu untuk digunakan dalam pemilu pada Minggu, 2 Februari 2014. 
Nurul Ghufron Bakal Disidang Etik Dewas KPK pada 2 Mei Terkait Mutasi Pegawai Kementan

Kantor berita BBC melaporkan enam orang terluka akibat luka tembakan. Sementara pusat gawat darurat polisi Bangkok tidak menyebut secara pasti jumlah korban luka. 
Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

"Satu korban sepertinya tertembak di bagian dada dan telah dilarikan ke RS," ungkap seorang pejabat dari pusat gawat darurat Erawan. 

Dua korban luka lainnya, imbuh pejabat itu, juga telah dilarikan ke RS terdekat agar bisa diberikan perawatan medis. 

Menurut laporan Bangkok Post aksi tembakan itu berlangsung selama satu jam. Seorang reporter media Prancis, AFP, menyebut tindak kekerasan bermula ketika seorang pria misterius mengeluarkan senjata dari sebuah tas lalu memuntahkan timah panas. 

Para pejalan kaki, personel keamanan dan para jurnalis pun langsung menepi dan berlindung di sebuah pusat perbelanjaan di bagian utara ibukota Bangkok. 

Dua ledakan disebut polisi bersumber dari bom molotov terdengar sebelum aksi menembak terjadi. Aksi menembak dengan senjata berat terdengar terjadi di satu titik. 

Massa juga terlihat menghancurkan sebuah mobil dan melempar beberapa kali bom kecil. 

Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi siapa yang bertanggung jawab di balik aksi serangan tembakan itu. Belum diketahui pula dengan jelas apakah tembakan itu dipicu dari massa anti pemerintah atau pendukungnya. 

Kelompok anti pemerintah yang dikenal dengan kelompok kuning telah bersumpah akan memblokir lokasi tempat pemungutan suara sebanyak mungkin. Caranya, mereka akan menghalangi surat suara didistribusikan hingga ke TPU. 

Sementara kelompok pro pemerintah atau kaos merah diperintahkan memantau pemilu. Namun, mereka diminta tidak bertikai dengan massa anti pemerintah, karena khawatir tindak kekerasan malah akan menggagalkan pemilu. 

Para pengamat memprediksi pemilu yang berlangsung Minggu, 2 Februari 2014 akan berlangsung ricuh seperti yang terjadi pada pemilu awal Minggu lalu. 

Namun, pemerintah bergeming dan mengatakan siap menurunkan 130 ribu personil polisi untuk melindungi 93 ribu TPU di seluruh Thailand. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya