Istana Presiden Somalia Diserang Pemberontak

Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud
Sumber :
  • Reuters/ Omar Faruk
VIVAnews
Media Arab sebut Hamas Setuju Bebaskan 33 Warga Israel yang Disandera
- Istana Presiden Somalia diserang sembilan anggota militan Al-Shabaab berseragam militer. Dua buah bom meledak dalam serangan yang dijuluki "Media Spectacular" tersebut.

Alutsista Buatan Indonesia Laris Manis di Pasar Global: Bukti Kemajuan Industri Pertahanan Nasional

Dikutip dari laman
Pengguna Infinix di Indonesia Bisa Pilih HP buat Main Game
The Guardian, Sabtu 22 Februari 2014, Presiden Hassan Sheikh Mohamud tidak terluka, namun dua pejabat pemerintah tewas, seperti diungkap Kementerian Dalam Negeri Somalia.


Serangan tersebut, membawa kekhawatiran baru di Mogadishu, ibu kota Somalia. Meskipun suasana membaik usai penarikan Al-Shabaab dari Mogadishu, kelompok pemberontak tersebut tetap melepaskan serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir. Gencatan senjata  layaknya pertempuran memenuhi pusat kota.


Al-Shabab merupakan kelompok yang bersekutu dengan Al-Qaida dan berencana menerapkan syariat Islam di Somalia. Sebuah laporan rahasia dari PBB mengatakan bahwa Somalia dan Eritrea ketahuan menjual senjata di sebuah pasar, tempat di mana militan Al-Qaida membeli senjata.


Menurut kapten polisi, Mohamed Hussein, serangan di Istana Presiden dimulai dengan ledakan bom mobil, kemudian diikuti serangan ke penjaga istana. Militan Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas kasus ini.


"Presiden baru saja menelpon saya, mengabari bahwa ia tidak terluka, serangan itu gagal. Namun sayang, ada nyawa yang hilang, saya mengutuk keras aksi terorisme ini," kata Nick Kay, perwakilan PBB untuk Somalia.


Kedua pejabat pemerintah yang tewas adalah mantan komandan intelijen dan seorang asisten perdana menteri, di antaranya seseorang berkebangsaan Somalia-Amerika bernama Mohamud Hersi Abdulle.


Al-Shabaab telah melancarkan perang di Somalia selama bertahun-tahun, ini dilakukan untuk menggulingkan pemerintah yang didukung Barat. Walau pun sudah turun dari puncak kekuasaan, kelompok militan Al-Shabaab tak mau berhenti menyerang pemerintah. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya