Penumpang MAS Belum Ditemukan,Keluarga Bingung Gelar Upacara Pemakaman

basarnas bantu pencarian pesawat malaysia airlines
Sumber :
  • ANTARA/Ampelsa
VIVAnews - Keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 mengaku bingung untuk menggelar proses pemakaman, karena jasad, tempat dan waktu kematian orang yang mereka sayangi tidak diketahui. Kantor Perdana Menteri pun menyebut pemakaman yang dilakukan bagi kaum Muslim tidak dapat dilakukan hingga misi pencarian selesai. 
Indonesia Tegaskan Ini ke PBB Respons Pecahnya Perang Iran Vs Israel

Laman Malaysia, The Star, Kamis, 27 Maret 2014, melansir keluarga penumpang dari agama lainnya pun turut mengalami dilema yang sama. Sebab, detail mengenai kematian anggota keluarga mereka sangat penting. 
Sejarah Tercipta, Xabi Alonso Bawa Bayer Leverkusen Juara Bundesliga

Kebimbangan dialami oleh G. Subramaniam, lantaran jasad putranya, Puspanathan, belum ditemukan kendati Perdana Menteri Najib telah mengumumkan pesawat jatuh di bagian selatan Samudera Hindia. Dia bingung bagaimana mungkin dia harus menggelar pemakaman bagi putranya sementara jasadnya tidak ada. 
Bikin Mewek! Ini Isi Percakapan Istri dan Babe Cabita Dua Hari Sebelum Meninggal

"Saya masih yakin putra saya akan kembali karena tidak ada sertifikat kematian yang dikeluarkan atas namanya," ungkap Subramaniam.

Menurut aturan yang tertulis di buku berjudul "Ritual Hindu: pemakaman" tanggal dan waktu kematian seseorang dibutuhkan saat menggelar upacara pemakaman. Sang penulis buku tersebut, P.S. Maniam mengatakan apabila upacara itu tidak digelar, maka jiwanya tidak akan beristirahat dengan tenang. 

"Jiwanya pun juga masih akan terikat dengan bumi ini. Oleh sebab itu, otoritas berwenang harus menyatakan sebuah tanggal dan waktu kematian, karena diperlukan sebuah upacara spesifik untuk melepas mereka yang telah tiada," papar Maniam. 

Masih menurut dia, bagi mereka yang meninggal dalam sebuah peristiwa tragis atau hal yang tidak wajar seperti bunuh diri dan tragedi mendadak hilangnya pesawat MH370, maka doa yang panjang dibutuhkan untuk membebaskan jiwa mereka. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Presiden Federasi Asosiasi Tao Malaysia, Tan Hoe Chieow. Tan menyebut ritual pemakaman hanya dapat dilakukan dengan waktu dan lokasi peristiwa itu. 

"Kami perlu tahu di mana peristiwa itu terjadi dan pergi ke lokasi kecelakaan untuk berdoa di sana," ujar Tan. 

Doa dapat dilakukan tanpa harus melihat jasad fisiknya. Namun, pemuka agama dan keluarga harus berada di satu area yang sama. 

"Apabila keluarga tidak melakukan upacara perpisahan terakhir, mereka akan menjadi jiwa yang hilang," imbuh dia. 

Sementara Presiden Dewan Konsultatif Malaysia bagi agama Budha, Kristen, Hindu, Sikhisme dan Tao (MCCBCHST), Sardar Jagir Singh, mengatakan pemerintah perlu menyiapkan sebuah upacara peringatan untuk menghormati para penumpang dan kru pesawat. 

"Mengenai ritual doa, keluargalah yang menentukan apakah mereka ingin menyelenggarakan pemakaman atau tidak. Namun, kemungkinan pemanjatan doa sebelum digelar ritual terakhir tetap diadakan," imbuh Sardar. 

Pemakaman tanpa adanya jasad fisik juga mungkin dilakukan oleh pemeluk Kristiani dan Buddha. 

Pastur Lawrence Andrew pun menyatakan hal serupa  bagi pemeluk Katolik. Dia mengatakan doa tetap dapat dilakukan bagi mereka yang telah tiada. 

"Namun, tentunya kami berdoa dengan harapan mereka yang telah hilang, mungkin satu saat kami dapat bertemu dengan mereka," kata Pastur Andrew. 

Kepala Bhiksu Malaysia, Rev K. Sri Dhammaratana, juga menyatakan hal serupa. Dia mengatakan wihara siap membantu keluarga yang ingin menggelar upacara doa. 

"Kami tidak membutuhkan jasad. Kami dapat berdoa seperti biasanya," ujar Dhammaratana.  (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya