Atasi Ebola, Kabinet Siera Leone Sumbangkan Setengah Gaji

Dokter bekerja di ruang penelitian virus Ebola di Uganda
Sumber :
  • REUTERS/Edward Echwalu

VIVAnews - Korban tewas akibat Ebola di tiga negara Afrika meningkat drastis sejak mewabah Februari lalu. Jumlah korban tewas terbaru mencapai 467 orang. Upaya penanggulangan dipersulit oleh kurangnya dana bagi perawatan dan penanganan penderita.

Diberitakan Reuters, Rabu 2 Juli 2014, ratusan korban tewas ini terdapat di Guyana, Liberia dan Sierra Leone. Menurut WHO ini adalah kematian terbesar sejak virus ini ditemukan tahun 1976.

Sierra Leone, salah satu negara dengan sistem kesehatan terlemah di dunia kesulitan mengatasi wabah ini. Abubakarr Fofanah, wakil menteri kesehatan Sierra Leone, mengatakan mereka kekurangan dana untuk membeli obat-obatan, perangkat pelindung bagi tim medis, dan gaji para perawat.

Menghadapi kenyataan ini, Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma dan wakilnya beserta seluruh menteri menyatakan akan menyumbang setengah dari gaji mereka untuk penanganan Ebola. Kendati demikian, jumlahnya masih belum menutupi kebutuhan.

Solidaritas juga datang dari para karyawan perusahaan telekomunikasi Sierra Leone, Airtel. Mereka menyumbangkan gaji mereka selama sehari untuk mengatasi Ebola. Dikutip dari situs berita Awoko, sumbangan mereka hanya mencapai 70 juta leones atau sekitar Rp192 juta.

Kendati jumlahnya tidak mencukupi, namun Kepala HRD Airtel, Jestina Betts, mengatakan ini adalah bentuk cinta dan kasih sayang mereka pada sesama rakyat Sierra Leone. Selain sumbangan dari karyawan, perusahaan ini juga memberikan 100 juta leones atau lebih dari Rp274 juta untuk mengatasi Ebola di negara itu.

Di Liberia, upaya penanganan Ebola terkendala warga yang skeptis pada tim medis. Masyarakat yang masih tradisional tidak mempercayai adanya penyakit ini dan menutup-nutupi keberadaan penderita.

Hal yang sama terjadi di Guyana. Upaya penanganan penderita oleh tim Palang Merah Guyana terpaksa dihentikan sementara karena mendapat ancaman dari masyarakat. Warga, khususnya di pedesaan terpencil, kerap menyerang tim medis yang datang karena dinilai membawa penyakit.

"Warga lokal mengacungkan pisau dan mengepung mobil bertanda Palang Merah," kata seorang petugas Palang Merah.

Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum dengan Sesama Jenis, Kantor Disegel

Pertama kali virus ini muncul tahun 1976 di Kongo dan Sudan yang menewaskan 431 orang. Ebola mewabah hampir setahun sekali di Afrika, bahkan penularannya telah sampai ke Amerika Serikat dan Filipina pada tahun 1990 dan 2008. Antara 1976 hingga tahun ini, hampir 1.000 orang telah terinfeksi Ebola.

Gejala awal penderita seperti flu biasa, pusing, demam, dan lemas. Tahapan berikutnya, penderita diare dan muntah-muntah. Puncaknya, penderita mengalami pendarahan dalam dan luar karena darah kehilangan kemampuan untuk membeku. Penderita kebanyakan tewas setelah 10 hari. Sampai saat ini, Ebola belum ada obatnya.

Tiga orang anggota TNI dikabarkan tersambar petir di depan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 24 April 2024 siang.

Prada Ardiansyah, Prajurit TNI yang Tersambar Petir Meninggal Dunia

Satu prajurit TNI yang menjadi korban tersambar petir di dekat Mabes TNI, Cilangkap, meninggal dunia, karena pendarahan di telinga

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024