Mantan PM Australia Wafat di Usia 98 Tahun

Mantan PM Australia Gough Whitlam
Sumber :
  • REUTERS/Will Burgess
VIVAnews
- Mantan Perdana Menteri (PM) Australia Gough Whitlam dilaporkan meninggal pada usia 98 tahun, Selasa 21 Oktober. Whitlam yang menjabat antara 1972-1975, menarik pasukan Australia dari Vietnam dan populer setelah membebaskan biaya universitas.


Dia juga yang pertama kali membuka negosiasi diplomatik dengan pemerintah komunis China. Namun pemerintahan kiri tengahnya berakhir setelah Whitlam diberhentikan oleh wakil Ratu Inggris, Gubernur Jenderal Sir John Ker.


PM Tony Abbott yang tengah berada di Jakarta untuk menghadiri pelantikan Jokowi, memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang untuk menghormati Whitlam yang disebutnya sebagai "orang besar pada masanya."
Aksi UI Tiru AS Gelar Kamp Palestine Solidarity untuk Penghentian Perang di Gaza Banjir Dukungan


Wapres Ma'ruf Amin Dorong Timnas Indonesia U-23 Raih Tiket Olimpiade Paris
"Dia membangun hubungan diplomatik dengan China dan menjadi PM Australia pertama yang mengunjungi China, mitra dagang terbesar kami," kata Abbott dalam pernyataan resmi yang dikutip
Reuters
Kombes Gidion: Penganiayaan Senior kepada Junior Taruna STIP Dianggap Tradisi
hari ini.

Whitlam lahir pada 11 Juli 1916, menikah dengan Margaret Dovey pada 1942. Pasangan itu memiliki tiga putra dan seorang putri selama pernikahan yang bertahan hingga 70 tahun, dengan meninggalnya Margaret pada 2012 di usia 92 tahun.


Empat anak Whitlam mengatakan ayah mereka meninggal Selasa pagi, namun belum diketahui apa penyebabnya selain usia. Whitlam yang dikenal sebagai orator yang cerdas, dia berkuasa pada 1972 setelah 23 periode pemerintahan konservatif.


Dia menjanjikan reformasi. Selama kekuasaannya, dia memutuskan untuk mengakhiri kebijakan yang dibuat pemerintahan konservatif Australia pada 1965 untuk mendukung sekutu mereka Amerika Serikat (AS) dalam perang di Vietnam.


Whitlam juga menghapuskan hukuman mati, menambah kesejahteraan untuk orangtua tunggal, mereformasi undang-undang perceraian dan menurunkan batas usia pemilih menjadi 18 tahun.


Mantan pemimpin konservatif Malcolm Fraser, mengatakan Whitlam adalah pemimpin yang menginginkan Australia memiliki identitasnya sebagai pemain yang independen di panggung dunia. "Dia tidak ingin Australia menjadi subjek dari negara mana pun," kata Fraser.


Fraser menambahkan, Whitlam memiliki ide yang besar tentang keadilan sosial dan benar-benar diimplementasikan dalam berbagai kebijakannya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya