Kisah di Balik Tradisi Pakaian Nasional Pemimpin APEC

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara di KTT APEC 2014
Sumber :
  • REUTERS/China Daily
VIVAnews - Pertemuan tingkat tinggi para pemimpin negara ekonomi APEC memang telah berakhir pada Selasa lalu di Beijing. Namun, pakaian nasional yang dipilihkan oleh tuan rumah Tiongkok pada acara makan malam, Senin lalu, malah menjadi pergunjingan di dunia maya.
Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Saat itu, pengguna dunia maya membandingkan "Kemeja Zhongshan" yang dikenakan para pemimpin APEC dengan kostum para pemain drama serial Star Trek. Bahkan, Presiden Amerika Serikat yang mengenakan kemeja itu, dianggap mirip dengan tokoh antagonis di film Ninja Turtle.
Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

Menurut harian Washington Post (Wapo), edisi awal pekan ini, melansir, sesi foto bersama yang mengharuskan para pemimpin negara menggunakan pakaian nasional sering dijuluki sebagai momen "kemeja konyol". Oleh sebab itu, banyak para pemimpin negara, termasuk AS, yang sengaja ingin menghindari acara itu. 
TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Namun, Washington Post menyebut, justru AS lah yang memulai tradisi foto bersama dengan pakaian nasional untuk kali pertama. 

"Tradisi itu dimulai tahun 1993 silam ketika APEC dihelat di Danau Blake, Washington. Para pemimpin negara saat itu diminta untuk tidak mengenakan pakaian formal dengan dasi," tulis Wapo

Tujuannya untuk mengurangi kesan formalitas dalam acara itu. Presiden AS saat itu, Bill Clinton, lalu menghadiahkan setiap pemimpin negara, sebuah jaket yang biasa dikenakan oleh para pilot AS. Para pemimpin negara APEC tidak mengenakan jaket tersebut secara terang-terangan. Satu-satunya yang terlihat jelas mengenakan jaket hanya si tuan rumah, Clinton.

Namun, bermula dari KTT APEC itu, pakaian khas negara kemudian menjadi tren. Tahun selanjutnya, ketika Indonesia yang menjadi tuan rumah APEC pada 1995, semua pemimpin negara mengenakan kemeja batik. 

"Sejak saat itu, tradisi tersebut berulang. Maka di beberapa foto terlihat para pemimpin negara APEC mengenakan pakaian nasional Filipina, barong. Tahun selanjutnya mereka mengenakan pakaian tradisional Korea Selatan, Hanbok, mantel hujan, ketika Australia yang menjadi tuan rumah dan poncho saat APEC digelar di Chile tahun 2004," papar Wapo.  

Para pemimpin negara APEC di Santiago tahun 2004

(Para pemimpin negara hadir di KTT APEC 2004 di Santiago, Chile mengenakan ponco. Foto: Reuters)

Pada 2010, jurnalis Reuters, Bill Tarrant, yang pernah meliput KTT APEC di Bogor, Indonesia, pernah menjelaskan mengapa pakaian nasional begitu penting di APEC.

"Parade para pemimpin APEC setidaknya memiliki sebuah tujuan, yakni menghibur para juru foto dan kamera setelah bekerja keras selama satu pekan. Selain itu, menunjukkan harmoni di antara negara yang tengah berseteru dan mengalami ketegangan geopolitik," ungkap Tarrant.

Ingin Dihapus

Ketika Hawaii, AS, menjadi tuan rumah APEC pada 2011, Presiden Barack Obama sempat melontarkan lelucon bahwa semua pemimpin negara saat sesi foto akan mengenakan kemeja santai dengan motif bunga dan rumput hijau. Oleh sebab itu, di sesi foto bersama, para pemimpin negara tetap diberi hadiah kemeja khas Hawaii, namun tidak wajib dikenakan.

Alhasil, ketika foto bersama, para pemimpin APEC kembali mengenakan kemeja formal dengan jas dan dasi.

"Saya katakan kepada para pemimpin APEC, kami tetap memberi mereka sebuah kemeja dan saya berjanji kalau mereka ingin mengenakannya tidak masalah. Tapi, sampai saat ini, saya tidak mendengar ada keluhan dengan tidak mengikuti tradisi sebelumnya," kata Obama kala itu.

Obama pun menjelaskan secara tegas kepada Presiden Chile, Sebastian Pinera Echenique, yang saat itu bertanya pakaian nasional di sesi foto bersama. 

"Kami mengakhiri tradisi itu," ujar Obama kepada Echenique. 

Hal yang sama dilakukan Rusia ketika mereka menjadi tuan rumah APEC pada 2012. Mereka tidak mewajibkan para pemimpin negara APEC mengenakan pakaian khas Rusia.

Namun, ketika Indonesia kembali terpilih menjadi tuan rumah pada 2013, tradisi pakaian nasional itu dihidupkan kembali. Di sesi foto bersama, para pemimpin negara APEC mengenakan pakaian nasional yang terbuat dari kain khas Bali yang disebut "endek". (art)

Para pemimpin negara APEC di Bali tahun 2013

(Para pemimpin negara ketika berfoto bersama di KTT APEC 2013 di Bali. Foto: Reuters)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya