Ini Alasan Malaysia Tidak Akui Warganya Usai Ditangkap Indonesia

Bantuan Kapal Patroli Untuk Lantamal
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohammed Hashim, membantah pemberitaan yang menyebut ratusan nelayannya ditangkap oleh otoritas Indonesia pada pekan lalu. Mereka merupakan manusia perahu dan diduga telah menangkap ikan secara ilegal di wilayah air Indonesia. 
5 Fakta Menarik Timnas Indonesia Usai Hancurkan Australia di Piala Asia U-23

Dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Senin, 24 November 2014, Zahrain mengaku telah menerima informasi dari Inspektur Jenderal Polisi, Tan Sri Khalid Abu Bakar dan Departemen Imigrasi bahwa ratusan orang yang ditangkap bukan warga Malaysia. 
Kembali Beroperasi, Pabrik Roti di Gaza Diserbu Ratusan Warga Palestina hingga Antre Berjam-jam

"Setelah diperiksa, mereka tidak bisa Berbahasa Melayu, tidak mengetahui apa pun mengenai Malaysia, tidak bisa menyanyikan lagu Kebangsaan Malaysia. Memang ada satu atau dua orang yang menggunakan kaos dengan gambar bendera Malaysia, tetapi bukan berarti membenarkan mereka berasal dari sana, kan?" paparnya. 
Terpopuler: Pelat Nomor TNI Fortuner yang Viral, Skema Kredit Honda Stylo 160

Kendati begitu, Zahrain mengatakan masih terus menunggu proses identifikasi dari orang-orang yang ditangkap itu. Zahrain pun menambahkan, kalaupun mereka datang dari Malaysia, belum tentu ratusan orang itu merupakan warga mereka. 

Sementara, ketika ditanya mengenai notifikasi awal yang telah dikirim oleh Kementerian Luar Negeri RI, Zahrain juga menyebut belum menerimanya. 

Juru bicara Kemlu, Michael Tene, yang dihubungi VIVAnews hari ini, mengatakan telah mengirimkan notifikasi awal kepada dua Kedutaan Besar, yakni Malaysia dan Filipina. Isi notifikasi awal tersebut, ujar Tene, menyebut adanya bukti awal nelayan asal kedua negara tersebut yang menangkap ikan secara ilegal di teritori Indonesia. 

"Menurut informasi yang kami terima dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mereka kini tengah menyusun berita acara untuk mengetahui berapa banyak warga negara Malaysia atau Filipina yang tertangkap," kata Tene. 

Bahkan, lanjut dia, bisa saja, ada yang tidak memiliki kewarganegaraan, karena mereka merupakan nelayan tradisional di perbatasan. 

"Jumlah persisnya berapa warga negara Filipina atau Malaysia, masih terus kami verifikasi. Tapi, memang indikasi awal, ada beberapa warga Malaysia dan Filipina yang tertangkap," kata dia. 

Kemlu, ungkap Tene, akan terus bekerja sama dengan instansi terkait, mulai dari KKP, Kedubes Malaysia dan Kedubes Filipina di Jakarta. 

Informasi adanya penangkapan ratusan nelayan ini bermula dari pernyataan Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto ketika ditemui kantor berita Reuters pada pekan lalu. Andi ketika itu mengatakan, otoritas Indonesia telah menangkap ratusan nelayan asal Malaysia yang tengah mencuri ikan secara ilegal. 

Ketika VIVAnews mengklarifikasi hal itu kepada TNI Angkatan Laut, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Manahan Simorangkir menjelaskan, ratusan orang itu merupakan nelayan tradisional. Mereka bukan nelayan modern yang menggunakan kapal besar dan datang secara khusus dari Malaysia. 

"Ratusan orang itu tinggal di Pulau Derawan sejak tahun 1980an dan menggantungkan hidup dengan mencari ikan," kata Manahan. 

Baca juga:

 



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya