Satu WNI Tewas dalam Ledakan Tambang Batu Bara Malaysia

Lokasi pertambangan di Sarawak, Malaysia
Sumber :
  • THE STAR Malaysia
VIVAnews - Tiga tenaga kerja dilaporkan tewas dalam insiden ledakan tambang batu bara di Pantu, Sri Aman, Sarawak, Malaysia pada akhir pekan lalu. Salah satu dari tiga korban tewas, diketahui merupakan warga Indonesia.
5 klub Sepakbola yang Sering Tampil di final liga champions, Real Madrid Teratas?

Dari keterangan tertulis yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Selasa malam, 25 November 2014, WNI itu bernama Kardianto dan berusia 38 tahun. Dia dilaporkan meninggal di tempat kejadian. 
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang! Harga Limitnya Rp809 Juta

Selain Kardianto, terdapat 9 WNI lainnya yang terluka. Sebanyak 5 di antaranya mengalami luka parah. Identitas ke-9 WNI yaitu Triono yang dirawat di ruang IGD di RSU Sarawak, Abdul Salam, Ahmad Zidin, Mohd Zainudin, dan Sutarman. 
Pendeta Gilbert Akan Dilaporkan Lagi Jika Tak Sampaikan Permintaan Maaf Lewat Media

Khusus Sutarman, dirawat di bangsal luka bakar di RSU Sarawak. Sementara itu, korban lain yaitu Nurul Huda, Nurfatomi, dan Nyiar dirawat di dua rumah sakit berbeda, yakni RS swasta Normah di Kuching dan RS Sri Aman. 

Menurut informasi, kronologi kejadian disebabkan adanya kipas (blower) yang tidak berfungsi di dalam terowongan.

"Hal ini menyebabkan gas tidak dapat keluar dari terowongan, sehingga suhu naik dan terbakar ketika terkena percikan api dari arus pendek listrik. Sementara, jarak mulut terowongan hingga pusat ledakan sekitar 451,6 meter," tulis Kemlu. 

Saat kejadian, lanjut Kemlu, terdapat 29 orang yang sedang bekerja. Puluhan korban terdiri atas 3 korban tewas di tempat (1 WNI, 1 warga Korea Utara dan 1 warga Myanmar), 20 cedera parah, dan 6 mengalami luka ringan. 

Mereka dapat dievakuasi dari lokasi. Sementara itu, bagi pekerja yang berada dalam kondisi kritis, dipindahkan dari RS Sri Aman ke RSU Sarawak di Kuching.   

Pejabat Konsulat Jenderal RI di Kuching terus melihat kondisi para korban yang terluka parah di RSU Sarawak dan RS Normah. Mereka mengaku akan terus memantau perkembangan kesehatan korban. 

"KJRI juga telah menghubungi perusahaan pertambangan batu bara tersebut untuk memperoleh informasi mengenai status ketenagakerjaan para korban dan alamat keluarga mereka," kata Kemlu. 

Menurut laporan laman The Star Malaysia, lokasi pertambangan itu akan ditutup hingga tim dari departemen zat berbahaya tiba. Mereka perlu memeriksa apakah terowongan di pertambangan tersebut telah memenuhi standar keamanan. (art)

Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya