Penembak Kantor Charlie Hebdo Tewas Dalam Baku Tembak

Polisi khusus tengah berada di lokasi penyanderaan di Dammartin-en-Goele
Sumber :
  • REUTERS/Eric Gaillard
VIVAnews - Drama penyanderaan yang dilakukan oleh kakak beradik Kouachi juga berakhir pada Jumat malam, 9 Januari 2015. Baku tembak terjadi antara polisi anti teror Prancis dengan Cherif Kouachi dan Said Kouachi. 
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

BBC edisi Sabtu 10 Januari 2015, melansir, selain suara tembakan dari dalam gudang yang berlokasi di Dammartin-en-Goele, juga terdengar ledakan. Tidak jelas bagaimana kedua pelaku penyanderaan tewas. 
Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Namun, BBC melaporkan bahwa kedua kakak beradik Kouachi keluar gedung, lalu memuntahkan timah panas ke arah polisi. Akibatnya, dua petugas polisi terluka. Sementara itu, pelaku tewas. 
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Seorang sandera yang mereka tawan selama beberapa jam pun berhasil diselamatkan. Sebelumnya, kedua pelaku mengatakan kepada negosiator mereka sudah siap mati sebagai martir dalam peristiwa itu. 

Laman USA Today, melansir selama berada di dalam gudang, Cherif Kouachi sempat berbicara kepada stasiun televisi Prancis, BFMTV dan mengatakan bahwa mereka dikirim dan didanai oleh kelompok militan al-Qaeda di Semenanjung Arab. 

Kouachi bersaudara kabur ke Dammartin-en-Goele, setelah membantai 12 orang di kantor majalah mingguan satir, Charlie Hebdo pada Rabu kemarin. Mereka kemudian bersembunyi di gudang di area tersebut. 

Seorang pegawai di bagian penjualan sempat bertemu kedua kakak beradik itu, bahkan bersalaman dengan salah satu di antaranya. Pegawai itu menduga keduanya merupakan polisi. 

"Mereka bisa saja merupakan petugas polisi, karena mengatakan tidak menyakiti warga sipil. Selain itu, mereka membawa senjata jenis kalashnikov layaknya petugas polisi," ujar pegawai itu yang diketahui bernama Didier dan dikutip BBC

Didier, bahkan sempat bersalaman dengan salah satu pelaku. Dia mengaku merupakan salah satu petugas polisi dan meminta Didier untuk menjauh dari kantor. 

Sementara itu, usai tragedi penyanderaan ini berakhir, Perdana Menteri, Manuel Valls, mengatakan adanya kegagalan di badan intelijen Prancis. 

"Jika ada 17 orang yang meninggal, ini berarti ada kesalahan yang telah dibuat," kata Valls, menjumlah semua total korban dalam serangan pada hari Rabu dan Kamis. 

Di tempat lain, tragedi penyanderaan di supermarket Yahudi, Kosher, juga berakhir. Dalam operasi penyelamatan itu, pelaku penyanderaan tewas tertembak. Namun, operasi itu turut menewaskan empat sandera. 


Baca juga: 



(asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya