Penyerangan Paris Memperlihatkan Keterbatasan Agen Rahasia

Penembakan brutal di kantor surat kabar Charlie Hebdo
Sumber :
  • REUTERS/Jacky Naegelen

VIVAnews - Beberapa serangan mematikan yang terjadi di Prancis dalam sepekan terakhir, memperlihatkan keterbatasan agen rahasia dan badan-badan anti-terorisme, yang sebelumnya diharapkan bisa memperoleh informasi sebelum terjadinya serangan.

Dilansir dari Reuters, Sabtu 10 Januari 2015, pejabat keamanan Eropa dan Amerika Serikat, mengatakan sejak serangan 11 September 2001 hingga berbagai serangan di Eropa dan negara-negara lain di dunia saat ini, persoalan kunci adalah menarik hubungan dari banyak data.

"Kapan pun sesuatu berjalan buruk, salah satu hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memeriksa semua simpanan data. Selalu, Anda memiliki sesuatu. Itu tidak terelakkan," kata Jenderal (purn) Michael Hayden, mantan direktur CIA dan NSA.

Bruce Riedel, mantan analis CIA, mengatakan persoalan untuk intelijen dan keamanan Prancis adalah banyaknya warga Prancis, yang pergi ke Suriah, atau Irak untuk bergabung dengan kelompok-kelompok jihad, lalu kembali ke Prancis.

"Mereka tidak dapat diawasi 24 jam sehari. Jika Anda tidak melanggar hukum, intelijen di negara demokratis tidak dapat menahan Anda, atau membuntuti Anda terus menerus hanya karena ada seorang yang fanatik," kata Riedel.

Dia menambahkan, intelijen tidak akan memprediksi kapan seorang fanatik berubah, dari seorang dengan pemikiran radikal menjadi teroris. Penyerang Charlie Hebdo, Said dan Cherif Kouachi sebelumnya terdaftar sebagai orang yang diawasi.

Otoritas keamanan Prancis telah menjadikan Cherif sebagai prioritas untuk pengawasan, namun mereka melonggarkan pengawasan pada dua Kouachi bersaudara, setelah keduanya berusaha tidak menarik perhatian.

Keluarga Aylan Kurdi Kecam Charlie Hebdo

Baca juga:

Di Balik Kisah Jelang Pernikahan dr. Etha Martila

Tampilkan Satir Aylan Kurdi, Charlie Hebdo Tuai Kecaman

(asp)

Polisi Prancis di kantor majalah Charlie Hebdo yang dibom.

Ratu Rania Sindir Charlie Hebdo

Charlie Hebdo menggambar Aylan Kurdi dewasa sebagai pria yang cabul.

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2016