Istri Penyandera Supermarket Yahudi Diduga Berada di Suriah

Foto Hayat Boumeddiene yang dirilis polisi Prancis
Sumber :
  • REUTERS/Paris Prefecture de Police handout via Reuters
VIVAnews - Wanita yang diduga menjadi istri pelaku penyanderaan di toko kelontong di dekat Porte de Vincennes, Paris, Hayat Boumeddiene, pernah dihentikan oleh polisi Turki pada awal Januari. Diprediksi dia berada di Turki untuk menyeberang ke Suriah. 
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Stasiun berita Channel News Asia, Minggu, 11 Januari 2015, melansir Boumeddiene sudah berada di Turki pada 2 Januari lalu.  Artinya, dia tidak terlibat dalam aksi suaminya, Amedy Coulibaly, atau kakak beradik Kouachi bersaudara. 
Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

"Dia masuk ke Turki pada 2 Januari," ungkap seorang sumber. 
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Sebab, saat insiden penyanderaan terjadi, Boumeddiene sudah tidak berada di Paris. Kendati begitu, polisi top Prancis, Jeane-Marc Falcone, meyakini bahwa Boumeddiene ikut membantu terealisasinya serangan tersebut. 

Laman Dailymail edisi hari ini melaporkan Boumeddiene terbang dari Madrid, Spanyol menuju ke Istanbul, Turki. Selama di Turki, seorang sumber mengatakan dia berada di kota Sanliurfa di bagian selatan, lalu baru menyeberang ke Suriah. 

Menurut keterangan sumber itu juga, Turki tidak menahan Boumeddiene, karena tidak memiliki data yang cukup untuk membuktikan perempuan berusia 26 tahun tersebut berbahaya. Sumber itu menyebut, Prancis tidak memberikan data intelijen mereka tepat waktu kepada Turki. 

"Kami tidak memiliki keistimewaan untuk mencegah seseorang masuk tanpa adanya data intelijen yang dibagi," ungkap sumber itu lagi. 

Dia menambahkan, seandainya pembagian data intelijen dilakukan lebih awal, maka Boumeddiene bisa saja langsung diekstradisi. Sejak kejadian ini, intelijen kedua negara kini saling berbagi informasi, bahkan lebih baik dibanding sebelumnya. 

Keberadaan Boumeddiene di luar Prancis membuktikan dia tidak terlibat dalam tragedi dua penyanderaan di Paris. Namun, spekulasi kemudian menyebut, Boumeddiene sudah tahu mengenai adanya serangan yang dilakukan oleh Coulibaly dan Kouachi bersaudara. 

Selain itu, fakta lain muncul, yakni Boumeddiene mengenal baik istri Cherif Kouachi, Izzana Hamyd. Polisi berhasil menemukan 500 pembicaraan telepon di antara keduanya pada tahun 2014. 

Turki akhir-akhir ini di bawah tekanan untuk memperketat perbatasannya agar para pejuang asing yang ingin bergabung dengan Islamic State of Iraq and al Sha, (ISIS) bisa dicegah. Namun, Pemerintah Turki kerap mengatakan bahwa mereka telah melakukan semua hal terbaik untuk memastikan keamanan perbatasan. Mereka juga menyebut, negara-negara Barat turut bertanggung jawab dengan berbagi data intelijen. (one)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya