Berniat Ledakkan Gedung Kongres AS, Seorang Pria Dicokok FBI

Gedung Capitol Hill di Washington, Amerika Serikat
Sumber :
  • REUTERS/Jim Bourg
VIVAnews - Agen Biro Khusus Investigasi (FBI) pada Rabu kemarin menangkap Christopher Lee Cornell, karena diduga ingin membangun sel kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) di Amerika Serikat dan membuat rencana teror. Berdasarkan informasi dari FBI, Cornell mencoba membuat bom pipa dan meledakannya di dekat Gedung Capitol Hill. Lalu, dia menembak dan membunuh para pegawai serta pejabat tinggi yang berada di sana. 
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Laman NBC News, Kamis, 15 Januari 2015 melaporkan dia ditangkap FBI, di area Green Township, dekat Cincinnati. Saat itu, dia baru saja membeli dua senjata otomatis M-15 dan 600 amunisi. Pejabat FBI memastikan, Cornell tidak membeli bom pipa. 
Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

"Tidak pernah ada bahaya terhadap publik," ungkap seorang pejabat. 
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Niat itu diketahui oleh agen FBI, setelah Cornell menulis sebuah komentar di Twitter untuk mendukung ISIS pada Agustus lalu. Saat itu, dia menggunakan nama lain, Raheel Mahrus Ubaydah.

Tak lama setelah itu, FBI kemudian mengirimkan salah satu agennya untuk bertemu Cornell dengan cara menyamar. 

Berdasarkan dokumen pengadilan, selama pertemuan dengan agen yang menyamar, Cornell mengatakan ingin melakukan tindak jihad yang penuh kekerasan. Semua itu, ujar Cornell, didorong oleh Ulama Muslim, Anwar al-Awlaki, pria yang terbunuh dalam serangan pesawat nirawak AS pada September 2011. 

Kepada agen FBI yang menyamar, Cornell mengatakan dalam sebuah pesan pendek: "saya yakin kita harus bertemu dan membuat kelompok kita sendiri terkait ISIS di sini dan rencana operasi sendiri". 

Kejadian serupa pernah berlangsung tahun 2011 lalu Rezwan Ferdaus dari Massachusetts, didakwa akan melakukan serangan teror ke Capitol dan Pentagon dengan menggunakan bom yang dikendalikan dengan jarak jauh. Bom itu diletakkan di dalam sebuah pesawat mainan dan diarahkan ke Gedung Capitol. 

Mengetahui rencana itu, FBI mengirimkan agen yang menyamar dan menangkap Ferdaus. Dia dibui selama 17 tahun. (ren)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya