Puluhan Polisi Tewas, Kepala Densus Filipina Dicopot

Polisi Filipina membawa jenasah anggota pasukan khusus yang tewas.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Kepala unit khusus kepolisian Filipina telah ditarik setelah sebuah operasi penangkapan dua tersangka militan, yang mengakibatkan lebih dari 40 anggota polisi tewas, akhir pekan lalu. Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Filipina, Manuel Roxas.

Dikutip Reuters, Selasa, 27 Januari 2015, Roxas mengatakan telah memerintahkan penyelidikan atas operasi, yang berubah menjadi pertempuran mematikan selama 12 jam dengan kelompok pemberontak Muslim.

Kepala Kepolisian Nasional Filipina mengatakan operasi itu belum mendapat izin. Sebanyak 44 anggota Pasukan Khusus (SAF) tewas dan 12 lainnya terluka dalam baku tembak di kota Mamasapano, Maguindanao, Minggu, 25 Januari 2015. Delapan pemberontak tewas.

Tiga Turis Diculik Kelompok Bersenjata di Filipina

Ini menyebabkan terganggunya sebuah kesepakatan gencatan senjata selama tiga tahun terakhir. Roxas mengatakan telah memerintahkan Direktur SAF Leo Napenas dibebastugaskan.

"Dia telah ditarik kembali ke Manila. Dia diberi kesempatan kemarin untuk membantu pengembalian jenazah para anggotanya. Jika ada penyimpangan, maka dia akan diminta bertanggungjawab," ucap Roxas.

Hampir 400 anggota SAF terlibat dalam operasi, yang ditujukan untuk menangkap dua militan disebut tengah bersembunyi dengan para pemberontak Front Pembebasan Islam Moro (MILF), yaitu Zulkifli bin Hir dan Abdul Basit Usman.

Zulkifli adalah anggota Al-Qaeda yang berkewarganegaraan Malaysia, terlibat dalam beberapa serangan bom di Filipina. Sementara Usman adalah warga negara Filipina. Amerika Serikat (AS) menawarkan uang hadiah $5 juta bagi penangkap Zulkifli dan $1 juta untuk Usman.

Zulkifli disebut tewas dalam baku tembak, namun petugas tidak berhasil mendapatkan jenazahnya. Roxas mengatakan ada foto-foto yang diduga jenazah Zulkifli, namun masih harus diverifikasi. (ren)


Simak Juga:



Penyesalan Bagas/Fikri Gagal Lolos ke Olimpiade 2024
Ketua MILF, Murad Ibrahim (kiri) dan Presiden Filipina, Benigno Aquino III

Kelompok Teroris Islamic State Bidik Filipina Selatan

Karena terdapat 'celah besar' yang dimanfaatkan kelompok ini.

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2016