Sumber :
- ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVA.co.id
- Penyelidik dalam tragedi jatuhnya pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501, kini menguji catatan perawatan salah satu bagian kunci dari sistem pengendali otomatis. Selain itu, bagaimana para pilot mengatasi pesawat saat terjadi persoalan.
Dikutip dalam laporan
Reuters , 28 Januari 2015, beberapa pakar mengatakan kesalahan pada dua Flight Augmentation Computers (FAC), tidak dapat secara langsung menyebabkan jatuhnya pesawat. Tapi, tanpa FAC, pilot harus mengandalkan kemampuan terbang manual.
Dikutip dalam laporan
Baca Juga :
Terungkap Misteri Jatuhnya AirAsia QZ8501
Kemampuan pilot untuk menerbangkan pesawat secara manual itu, yang kemudian menjadi sangat krusial untuk menentukan keselamatan penerbangan. "Tampaknya ada masalah dengan FAC," kata seorang penyelidik.
Informasi lebih lengkap kini sedang ditunggu dari perusahaan pembuat pesawat dan maskapai. Indonesia mengatakan pesawat Airbus A-320 yang digunakan AirAsia menambah ketinggian dengan kecepatan luar biasa, kemudian mengalami
stall.
Lalu, pesawat jatuh tanpa terkendali ke Laut Jawa, mengakibatkan tewasnya 162 penumpang dan kru dalam pesawat. Sumber kedua yang dikutip
Reuters,
menyebut penyelidik kini memeriksa bagaimana pilot mengatasi kejadian yang menyebabkan kecelakaan.
Dua sumber itu minta identitasnya dirahasiakan karena penyelidikan masih menjadi rahasia.
Simak Juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kemampuan pilot untuk menerbangkan pesawat secara manual itu, yang kemudian menjadi sangat krusial untuk menentukan keselamatan penerbangan. "Tampaknya ada masalah dengan FAC," kata seorang penyelidik.