- ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, meminta agar organisasi ASEAN bisa membuat kebijakan yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat di setiap negara anggota.
Caranya, ujar Retno, dengan mengurangi kesenjangan antara hasil pertemuan ASEAN, dengan hal nyata yang dapat langsung dirasakan oleh rakyat.
Demikian ungkap Retno, ketika berbicara di forum pertemuan tingkat tinggi Menlu se-Asia Tenggara di kota Kinabalu, Malaysia pada 27-28 Januari 2015 dan tertuang di dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri kepada VIVA.co.id, Kamis 29 Januari 2015. Usulan Retno tersebut, didukung penuh oleh negara-negara anggota lainnya.
"Menlu RI juga mengusulkan pengurangan dan perampingan pertemuan ASEAN sesuai dengan arahan serta hasil pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dan PM Malaysia, Najib Tun Razak," tulis Kemlu.
Mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda tersebut, ikut menekankan pentingnya perlindungan buruh migran di kawasan Asia Tenggara. Sebab, perlindungan buruh migran di tingkat regional baru akan efektif jika ASEAN memiliki kerangka hukum bagi mereka.
Sementara itu, di bidang maritim, RI mendorong perlunya kerja sama maritim di ASEAN. Pentingnya kerja sama tersebut, telah disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam KTT ASEAN ke-25 dan KTT lainnya di Myanmar tahun 2014.
Retno juga menggunakan pertemuan itu untuk mengundang dan memberikan informasi kepada para Menlu se-ASEAN mengenai rencana RI menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) dan peringatan 60 tahun KAA yang akan digelar di Jakarta dan Bandung. Acara akan dimulai pada tanggal 22-24 April 2015. (asp)
Baca juga: