Sumber :
- iStock
VIVA.co.id
- Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) sejak lama melarang apel dari Amerika Serikat (AS), terkait dengan penggunaan bahan kimia diphenylamine atau DPA, yang digunakan pada apel setelah panen berfungsi mencegah kerusakan dalam penyimpanan.
Universitas Washington yang dikutip laman Mother Jones, pada April 2014, menyebut DPA mencegah bintik coklat yang muncul ketika buah disimpan untuk beberapa bulan. Persoalannya DPA berpotensi menjadi karsinogen, menyebabkan kanker.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Universitas Washington yang dikutip laman Mother Jones, pada April 2014, menyebut DPA mencegah bintik coklat yang muncul ketika buah disimpan untuk beberapa bulan. Persoalannya DPA berpotensi menjadi karsinogen, menyebabkan kanker.
Itu yang menjadi alasan, mengapa regulator keamanan pangan Eropa menuntut AS memberikan informasi lengkap tetang bahan kimia yang digunakan, sejak 2008. AS hanya memberikan jawaban, hanya dengan satu studi yang mendeteksi tiga jenis unsur kimia tidak dikenal pada Apel.
Tiga unsur kimia itu diduga terbentuk saat DPA terurai menjadi nitrosamine, yang bersifat karsinogen. Eropa telah melarang penggunaan DPA pada apel sejak 2012. Pada Maret, EFSA memangkas batas kandungan DPA yang dapat ditoleransi pada apel sebesar 0.1 ppm.
Sementara kandungan DPA pada apel dari AS mencapai lebih dari 0.42 ppm atau empat kali lipat lebih besar dari batas yang ditetapkan EFSA, atau dengan kata lain apel AS tidak aman menurut otoritas Eropa.
Simak Juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Itu yang menjadi alasan, mengapa regulator keamanan pangan Eropa menuntut AS memberikan informasi lengkap tetang bahan kimia yang digunakan, sejak 2008. AS hanya memberikan jawaban, hanya dengan satu studi yang mendeteksi tiga jenis unsur kimia tidak dikenal pada Apel.
